Selasa 21 Apr 2020 01:33 WIB

Detri Warmanto tak Rasakan Gejala, Tetapi Positif Covid-19

Detri Warmanto positif Covid-19 meski tak merasakan gejala umum infeksi virus corona.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Detri Warmanto positif Covid-19 meski tak merasakan gejala umum infeksi virus corona.
Foto: Instagram
Detri Warmanto positif Covid-19 meski tak merasakan gejala umum infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Detri Warmanto pernah terdiagnosis positif Covid-19. Berbagai upaya ia lakukan untuk menaklukkan virus yang sedang menjadi pandemi global ini. Bagaimana cara Detri mengalahkan virus corona jenis baru ini?

"Kemarin kan isolasi mandiri, sendirian selama lebih dari 21 hari. Sekarang saya isolasi di rumah bersama keluarga," ujar Detri dalam Instagram live @guesehat bertema Berjuang Melawan Coronavirus, Senin (20/4).

Baca Juga

Awalnya, Detri tidak ada keinginan untuk memeriksakan dirinya karena ia merasa sehat-sehat saja. Namun, setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif Covid-19, ia sekeluarga kemudian memeriksakan diri ke RSPAD Gatot Soebroto atas instruksi presiden.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Temen-temen saya ga akan bosan untuk berbagi tips dari pengalaman saya yang sempat positif corona. Hal pertama yang paling penting adalah mindset kita untuk selalu optimis, jangan panik, dan semangat untuk sembuh bagi yang saat ini menjadi korban dari covid-19. Bagi yang sehat tentunya usahakan untuk tetap di rumah, jaga kebersihan, dan jangan lupa jaga imunitas tubuh !! Mungkin saya ada sedikit info waktu saya di karantina saya mengonsumsi banyak vitamin, dan salah satunya ( Bejo Jahe Merah ) yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan menaikan imun tubuh, supaya tidak mudah terserang penyakit, bakteri, dan virus berbahaya. #ayokitalawancorona 💪🏼

A post shared by Detri Warmanto (@detriwarmanto) on

Menurut Detri, presiden menyerukan agar para menteri beserta jajarannya memeriksakan diri karena pernah berinteraksi dengan Budi. Sebagai menantu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Detri pun ikut menjalani tes Covid-19.

“Saya salah satu orang yang optimistis bahwa saya tak mungkin terpapar Covid-19 karena selama ini saya melihat berita gejala orang terkena penyakit itu adalah batuk, sesak, diare, dan panas,” ujarnya.

Pada saat itu, Detri melakukan empat tes sekaligus, yakni rontgen, tes paru-paru, tensi darah, dan swab. Tiga tes pertama itu hasilnya langsung keluar dalam waktu satu jam dan hasilnya bagus.

Sementara itu, tes swab hasilnya tidak bisa cepat, paling tidak memakan waktu lima hari sampai satu pekan. Namun, Detri minta hasilnya dipercepat. Pada hari kelima setelah tes, hasil swab pun keluar. Ternyata, Detri, sopir, dan asisten pribadi ibu mertua Detri positif Covid-19.

“Saya kaget dengan kondisi yang kami sama sekali yang tidak ada gejala, tiba-tiba kok bisa dinyatakan positif. Kami bertiga bertanya, apa jangan-jangan salah diagnosis, apa jangan-jangan ketukar, atau bagaimana," ujarnya.

Belakangan, Detri mengerti bahwa ada orang tanpa gejala (OTG). Ia memandang mereka ini lebih berbahaya karena merasa baik-baik saja, tetapi punya kemampuan menyebarkan Covid-19.

"Ketemu saudara, saudara punya penyakit bawaan, lalu ketemu orang tua, orang tua punya penyakit bawaan umurnya sudah tua, akhirnya sebabkan kematian,” katanya.

Setelah terdiagnosis Covid-19, Detri meminta agar isolasi di rumah sakit, tetapi rumah sakit menolak. Dokter menyarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Ia juga meminta obat khusus dan vitamin khusus corona, tetapi ternyata tidak ada.

“Ternyata pengobatannya dengan diri sendiri,” ungkapnya.

Detri mengatakan, tubuh bisa sembuhkan diri sendiri dari serangan corona dengan imunitas atau kekebalan tubuh. Bagaimana caranya menaikkan imunitas?

Menurut Detri, masyarakat tidak boleh panik, paranoid, stres, dan marah. Emosi negatif harus dihilangkan. Sebaliknya, ia mengajak untuk optimistis, berjuang, dan bahagia karena yang paling utama adalah berpikir positif.

“Pola pikir ini nomor satu di pikiran,” ujarnya.

Setelah itu, menurut Detri, pola hidup sehat dan teratur, pola makan harus baik, makan seimbang, olahraga, berjemur di bawah sinar matahari, dan istirahat. Dengan kolaborasi antara pikiran dan medis, imunitas tubuh akan naik dan melawan virus.

“Dengan kondisi seperti itu, kemungkinan penyembuhan diri sendiri akan menjadi lebih kuat dengan cara pola pikir dan pola hidup yang lebih baik,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement