REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CDC) menyatakan tenaga medis di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu akan diprioritaskan mendapat suntikan vaksin Covid-19 terlebih dahulu pada akhir tahun ini. Direktur CDC Gao Fu mengatakan bahwa dalam situasi darurat, beberapa petugas medis akan mendapatkan vaksin corona yang saat ini baru dikembangkan.
"Saya yakin kami bisa menciptakan vaksin melalui kerja keras bersama semua pihak," ujarnya kepada pers, Senin (20/4).
Saat ini vektor vaksin Covid-19 telah memasuki uji coba tahap kedua di China, sedangkan inaktifnya memasuki tahap pertama. Selain itu, beberapa inaktif lainnya segera memasuki tahap kedua, menurut Gao mengutip pemberitaan sejumlah media di China.
Direktur Jenderal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pengembangan Sosial Kementerian Iptek China, Wu Yuanbin, mengatakan bahwa dua vaksin inaktif Covid-19 telah mendapatkan persetujuan memasuki tahap pertama uji vaksin setelah satu inaktif lainnya dikembangkan oleh tim yang diketuai pimpinan Epidemiologi Militer China memasuki tahap kedua pada pekan lalu.
Karena panjangnya jadwal penelitian dan pengembangan, Gao menyatakan bahwa jika mengikuti prosedur yang lazim, vaksin tersebut tidak akan selesai pada akhir tahun ini atau tahun depan. Namun, kalau situasi seperti ini terus memburuk, petugas medis harus mendapatkan suntikan vaksin pada tahun ini. Oleh sebab itu, Gao menekankan bahwa vaksin tersebut tidak akan diberikan kepada masyarakat terlebih dulu.