REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Amerika Latin dan Karibia berisiko menghadapi kontraksi ekonomi terburuk yang dipicu pandemi Covid-19. Hal itu diungkap United Nations Economic Commission for Latin America and the Caribean (ECLAC) dalam laporan yang diterbitkan pada Selasa (21/4).
ECLAC memproyeksikan penurunan aktivitas ekonomi sebesar 5,3 persen tahun ini. Menurut ECLAC, kontraksi ekonomi sebesar itu akan membuat situasi mirip seperti saat Great Depression pada 1930. Bisa juga menyerupai tahun 1914 yakni ketika pertumbuhan ekonomi anjlok atau minus 4,9 persen.
"Efek Covid-19 akan menyebabkan resesi terbesar yang diderita kawasan ini sejak 1914 dan 1930. Diperkirakan peningkatan tajam pengangguran, dengan dampak negatif pada kemiskinan dan ketidaksetaraan," kata Ketua ECLAC Alicia Bárcena saat konferensi pers virtual di kantor pusatnya di Santiago, Cile, Selasa, dikutip laman UN News.
Dalam laporan bertajuk Assessing the Effects of Covid-19 to Plan the Recovery disebutkan bahwa sebelum pandemi kawasan Amerika Latin dan Karibia telah melaporkan pertumbuhan ekonomi terendah selama hampir tujuh tahun. Pertumbuhan ekonominya yakni rata-rata kurang dari 0,5 persen.
Wabah Covid-19 telah mengakibatkan berkurangnya transaksi perdagangan internasional, penurunan harga komoditas, permintaan yang lebih rendah untuk layanan pariwisata, dan menurunnya pengiriman uang. Menurut Bárcena, pasar tenaga kerja juga akan terpukul.
Tingkat pengangguran meningkat dari 8,1 persen menjadi 11,5 persen. Itu artinya akan ada 38 juta orang yang kehilangan pekerjannya. Pengangguran dan penurunan kegiatan ekonomi berdampak besar pada pendapatan rumah tangga serta kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Laporan ECLAC mengantisipasi bahwa tingkat kemiskinan akan meningkat hampir 4,5 poin persentase tahun ini. Itu berarti hampir 30 juta orang di seluruh kawasan Amerika Latin dan Karibia akan mendapati dirinya dalam situasi kemiskinan.
Bárcena merekomendasikan negara-negara di kawasan untuk bersiap menghadapi apa yang disebutnya 'dunia pasca-Covid-19'. Hal itu mengingat ketergantungan mereka pada barang-barang manufaktur yang diimpor.
"Untuk memiliki dampak dalam ekonomi global yang baru, kawasan harus bergerak menuju integrasi regional yang lebih besar dalam hal produksi, perdagangan, dan teknologi," kata Bárcena.
Menurutnya koordinasi negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia dalam masalah ekonomi makro serta produksi sangat penting untuk menegosiasikan ketentuan normal baru. "Khususnya yang berkaitan dengan aspek mendesak dari krisis saat ini dan dalam jangka menengah: masalah pembiayaan untuk pola pembangunan baru dengan kesetaraan serta ketahanan lingkungan," ujar Bárcena.