REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Sosial UI, Devie Rahmawati tak menampik masih ada sebagian warga yang melakukan pulang kampung di tengah kekhawatiran Covid-19. Namun, menurut dia, hal tersebut tak bisa mewakili masyarakat keseluruhan, karena mayoritas dinilai mengikuti aturan.
“Masyarakat kita itu sangat kooperatif, terlihat dari aturan sebelumnya yang ditaati. Kalau masih ada yang melanggar, itu wajar karena jumlahnya juga sangat kecil,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Ahad (26/4).
Dia menegaskan, berdasarkan studi yang dilakukan pihaknya, menujukkan bahwa masih adanya pelanggar, karena konsumsi berita dan info valid yang tidak lagi diikuti. Sebaliknya, menurut dia, lebih banyak berita bohong yang dikonsumsi sebagian warga tersebut.
“Bukan karena masyarakata nggak patuh, tapi karena banyaknya informasi hoaks” kata dia.
Dia tak menampik, banyaknya masyarakat yang tak mengikuti berita dari media mainstream, karena masyarakat sudah lelah dan khawatir karena berita Covid-19. Karenanya, perlu ada kesabaran dari semua pihak, termasuk kepolisian untuk menyosialisasikan aturan dan kebijakan pemerintah pada warga.
“Jadi bukan semata karena PSBB tidak berhasil. Kuncinya, selalu konsisten dan menerapkan aturan pemerintah oleh semua pihak,” katanya.
Devie menegaskan, masih banyaknya yang melawan imbauan pemerintah juga terlepas dari warga yang sengaja melakukannya untuk melihat situasi. Sehingga, kepolisian ia nilai tetap harus menjaga kondisi dan memperingatkannya dengan sabar.
Menurut dia, untuk meminimalisasi warga yang pulang kampung atau yang melanggar aturan lainnya, bantuan ekonomi bagi warga terdampak bisa menjadi solusi. Terlebih, kata dia, aspek kesetiakawanan dalam membantu sesama warga telah menjadi akar budaya. “Jadi kesetiakawanan itu DNA kita,” kata dia.
Dia menuturkan, yang menjadi aspek strategis untuk melakukan hal tersebut adalah RT/RW. Sebab, catatan dan data paling akurat ada di level tersebut. Sehingga ketika ada warga yang keluar daerah, koordinasi RT/RW menjadi yang utama. “Jadi RT/RW perlu diberdayakan,” ucapnya.
Banyaknya warga yang masih melakukan pulang kampung, menurut dia, karena kebutuhan bertahan hidup. Sehingga, bansos dari banyak pihak yang disalurkan ke RT/RW harus tepat dan didiskusikan dengan warga terkait penyalurannya.
“Jadi ada transparansi dan kepercayaan dari berbagai tingkat harus ada," ungkap dia.