REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Salah satu pemimpin demonstrasi anti-lockdown atau protes menolak kebijakan karantina wilayah di North Carolina, Amerika Serikat (AS), Audrey Whitlock dites positif terinfeksi virus corona tipe baru atau Covid-19. Sebuah laporan mengatakan, dia tidak dapat menghadiri dua unjuk rasa karena telah dinyatakan positif Covid-19.
Whitlock mengelola halaman Facebook ReOpen NC yang menyerukan protes terhadap perintah lockdown guna menekan penyebaran virus. Dia dikarantina selama dua pekan.
"Saya tetap berada di ruang isolasi/karantina mandiri di rumah saya sesuai arahan departemen kesehatan negara bagian saya. Saya belum bisa menghadiri acara untuk ReOpen NC," ujar Whitlock seperti dikutip lama New York Post, Selasa (28/4).
Whitlock pertama kali mengungkapkan diagnosis dirinya terpapar virus kcrona pada status pribadi di halaman Facebook grup pada Ahad (26/4). "Sebagai pasien Covid-19 positif asimptomatik (karantina berakhir 4/26)," kata Whitlock dalam pesan yang diperoleh Raleigh News dan Observer.
"Kekhawatiran lain yang saya miliki adalah pengobatan pasien Covid-19 karena berkaitan dengan penyakit menular lainnya. Saya telah dipaksa untuk karantina di rumah saya selama dua pekan," katanya menambahkan.
Saat pemimpin gerakan protes berada dalam isolasi, kelompok itu mengadakan dua demonstrasi di Raleigh, ibu kota negara bagian. Mereka menuntut Gubernur North Carolina Roy Cooper mempercepat rencana untuk mencabut perintah tinggal di rumah, yang sekarang berlaku hingga 8 Mei.
Pada demonstrasi pekan lalu, lebih dari 100 pengunjuk rasa, sebagian besar membuka masker, berdesakan dalam menentang pedoman jaga jarak sosial. Kelompok pemrotes itu dijadwalkan untuk mengadakan kembali unuk rasa ketiga pada Selasa (28/4) waktu setempat di luar Gedung Legislatif Raleigh.
Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan warga AS di beberapa negara bagian memprotes pemerintah tentang kebijakan stay at home atau untuk tetap di rumah saja dalam mengekang penyebaran virus corona tipe baru atau Covid-19. Sejumlah gubernur di negara bagian AS menerapkan kebijakan ketat warganya untuk isolasi diri di rumah masing-masing atau dengan kata lain, untuk tetap di rumah saja.
Mereka yang protes mengkhawatirkan dampak ekonomi, sebab tagihan mereka masih terus berjalan sementara pendapatan jika di rumah saja tidak memadai. Negara bagian seperti Michigan, Ohio, Kentucky, Minnesota, North Carolina, dan Utah yang dipimpin oleh gubernur dari Partai Republik dan Demokrat menggelar protes dalam beberapa hari terakhir.