REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi negara zona Euro cukup tertekan pada kuartal I 2020. Tekanan dari penyebaran Covid-19 telah memaksa negara-negara di zona tersebut untuk melakukan lockdown.
Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata zona Euro antara Januari dan Maret mengalami kontraksi hingga 3,8 persen. Hal itu merupakan kondisi terburuk zona tersebut selama menghadapi krisis keuangan.
Pada periode yang sama, kejatuhan aktivitas ekonomi yang curam ini terutama terjadi di Prancis dan Spanyol. Sementara di Jerman, tingkat pengangguran naik secara signifikan.
Ekonom dari Capital Economics, Andrew Kenningham, menyebut ekonomi Eropa saat ini sedang mengalami terjun bebas. Di Prancis, penurunan PDB yang mencapai 5,8 persen merupakan yang terdalam sejak 1949.
Setelah Prancis, dua negara lainnya seperti Spanyol dan Italia juga mengalami penurunan yang tajam yaitu masing-masing sebesar 5,1 persen dan 4,7 persen. Meski demikian, penurunan ini secara keseluruhan dinilai masih cukup moderat.
Presiden Bank sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde mengatakan dampak penyebaran Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Eropa akan semakin memburuk pada kuartal II nanti. Aktivitas ekonomi sudah menurun mulai April lalu.
Christine memperingatkan pertumbuhan ekonomi zona Eropa bisa ajlok antara 5 persen hingga 12 persen pada tahun ini. "Ini sangat tergantung pada durasi berlangsungnya pandemi serta keberhasilan berbagai kebijakan untuk memitigasi dampak ekonomi terhadap dunia bisnis dan pekerja," kata Christine.