REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pandemi Covid-19 tak membuat tukang cukur di Kabupaten Garut kehilangan mata pencarian. Fikri (26 tahun), misalnya, membuat layanan dari rumah ke rumah untuk mencukur rambut pelanggannya dengan nama Barber Home Service.
Mengusung slogan "Anda di Rumah, Kami yang ke Rumah Anda", Fikri menjalankan layanan usaha tersebut sepekan terakhir. Meski belum banyak orang yang memanfaatkan jasanya, tapi Fikri mengaku sudah banyak yang bertanya mengenai layanan cukur di rumah itu.
"Saya promosikan sudah sepekan, menyebarkan brosur juga, tapi baru ada satu pesanan hari ini, meski banyak juga yang sudah tanya-tanya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (1/5).
Fikri menjelaskan, layanan cukur di rumah itu tak berbeda jauh dari yang biasa ia sediakan di barber shop pada umumnya. Bedanya, kali ini sang tukang cukur yang menghampiri pelanggan ke rumahnya.
Sebab, menurut Fikri, banyak orang merasa khawatir untuk cukur di barber shop ketika pandemi Covid-19 seperti saat ini. Ketika menerima orderan, Fikri melengkapi dirinya dengan alat-alat yang steril.
Seluruh alat cukur disemprot alkohol 70 persen terlebih dahulu sebelum dan setelah digunakan. Selain itu, Fikri tetap menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan selama mencukur.
Sarung tangan itu digunakan sekali pakai untuk menjamin keamanan pelanggan. Fikri mengatakan, pelanggan yang ingin dicukur tak perlu khawatir terpapar Covid-19.
Untuk satu kali pesanan cukur di rumah, Fikri memasang tarif sebesar Rp 50 ribu. Layanan itu berlaku untuk seluruh wilayah Kabupaten Garut. Untuk wilayah Garut selatan, Fikri yang tinggal di Kecamatan Banyuresmi mengutip tambahan biaya karena jaraknya dari kota cukup jauh.
"Untuk sekarang, paling tidak wilayah kota sampai Cikajang bisa saya datangi naik motor," kata dia.
Selain itu, pemesanan juga harus dilakukan minimal sehari sebelum cukur. Dengan begitu, Fikri bisa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
Jika mendadak, Fikri hanya bisa melayani maksimal dua order. Sebab, peralatan yang digunakan umumnya hanya sekali pakai, seperti sarung tangan dan kain penutup badan pelanggan.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19, Fikri bekerja di Jakarta dengan membuka barber shop di pusat perbelanjaan. Namun, pandemi Covid-19 membuat banyak pusat perbelanjaan sepi lalu kemudian tutup sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Fikri mengaku, awalnya ia berencana membuka layanan home service di Jakarta. Namun, penerapan PSBB di wilayah itu tak memungkinkannya untuk berkegiatan di luar rumah.
Fikri pun memutuskan pulang ke Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Ia sudah satu bulan berada di kampung halamannya.
"Daripada di Jakarta tidak kerja, saya pulang ke Garut," kata dia.
Akhirnya, Fikri mencoba layanan home service itu di kampung halamannya. Menurut dia, potensi bisnis itu cukup terbuka, lantaran saat ini masih banyak orang yang takut untuk cukur di barber shop.
Meski hingga saat ini belum mendapat banyak pesanan, Fikri optimistis usahanya itu akan membuahkan hasil. Usaha itu dilakukan Fikri berdua dengan temannya. Dengan begitu, jika ada banyak pesanan, mereka berdua bisa bergantian bekerja.
Namun, jika pandemi Covid-19 telah berakhir, Fikri berencana kembali ke Jakarta meneruskan usaha barber shop. "Untuk home service di Garut tetap jalan, tapi kalau ma,u nunggu saya pulang kampung. Kecuali kalau bupati mau dicukur sama saya, saya langsung ke Garut," kata dia sembari terbahak.