Sabtu 02 May 2020 10:34 WIB

Kim Jong-un Muncul di Peresmian Pabrik Pupuk

Spekulasi tentang kondisi kesehatan Kim telah menjadi misteri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Endro Yuwanto
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Setelah menghilang selama beberapa hari lalu, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un muncul dalam acara peresmian pabrik pupuk di utara Pyongyang. Kantor berita KCNA melaporkan, Kim memotong pita sebagai tanda peresmian pada Jumat (1/5).

Dalam sejumlah foto yang beredar, Kim tampak sehat dan tersenyum ketika berbicara dengan para stafnya di upacara peresmian tersebut. Selain itu, Kim juga berkeliling untuk meninjau fasilitas pabrik pupuk itu. Namun, keaslian foto yang ada di situs website surat kabar resmi Rodong Sinmun tidak dapat diverifikasi.

Dilansir Reuters, Sabtu (2/5), KCNA melaporkan, dalam acara peresmian tersebut Kim menyatakan kepuasannya tentang sistem produksi. Ia mengatakan, pabrik itu dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan industri dan produksi pangan di Korut. Dalam peresmian itu, Kim didampingi oleh beberapa pejabat senior Korut, termasuk adik perempuannya, Kim Yo-jong.

Spekulasi tentang kondisi kesehatan Kim telah menjadi misteri sejak ia tidak hadir dalam perayaan ulang tahun pendiri Korut sekaligus kakeknya, Kim Il-sung pada 15 April. Hari ulang tahun Kim Il-sung merupakan hari libur utama di Korut, dan selama ini Kim tidak pernah absen dalam perayaan tersebut.

Kim terakhir kali muncul di depan umum pada 11 April ketika menghadiri pertemuan politbiro Partai Buruh. Media Korea Selatan (Korsel) menyatakan, Kim sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani prosedur kardiovaskular. Oleh karena itu, ia tidak hadir dalam perayaan ulang tahun kakeknya.

Mantan diplomat Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur, Daniel Russel mengatakan, teka-teki menghilangnya Kim selama beberapa hari masih belum bisa diidentifikasi. Kemunculannya kembali di hadapan publik menunjukkan bahwa informasi resmi tentang keberadaan seorang pemimpin Korut sangat dijaga ketat.

Namun, rumor mengenai kondisi kesehatan Kim telah memusatkan perhatian pada rencana suksesi Korut. "Kediktatoran monarki penuh dengan risiko, dan tidak adanya ahli waris atau penerus yang ditunjuk dapat menimbulkan risiko berkali-kali lipat," ujar Russel.

Sebelumnya, sebuah sumber yang akrab dengan analisis dan pelaporan intelijen AS mengatakan bahwa agen-agen AS percaya bahwa Kim tidak sakit dan akan tetap berkuasa.  "Kami pikir dia masih bertanggung jawab," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Presiden AS, Donald Trump, enggan mengomentari kemunculan Kim dalam peresmian pabrik pupuk. Trump mengatakan, AS akan memberikan komentar pada waktu yang tepat. "Saya belum mau mengomentarinya. Kami akan mengatakan sesuatu tentang hal itu pada waktunya," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement