REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, melihat suatu fenomoena sosial yang memprihatinkan di tengah pandemi Covid-19. Fenomena tersebut berupa tindakan sebagian masyarakat terhadap tenaga kesehatan yang sudah berjuang di garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
"Dalam penanganan masalah kesehatan semacam ini, sudah tentu para tenaga kesehatan menjadi ujung tombak. Mereka berjuang sekuat tenaga tak kenal waktu merawat para pasien Covid-19," ujar Hadi dalam sambutannya pada wisuda dalam jaringan (daring) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu (2/5).
Karena sifat virus Covid-19, kata Hadi, para dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus bekerja dalam kondisi yang sangat tidak nyaman. Mereka harus mengenakan alat pelindung diri (APD) selama berjam-jam setiap harinya.
Menurut Hadi, mereka mengorbankan keselamatan diri mereka sendiri untuk membantu dan melayani orang lain. "Seharusnya melihat hal seperti itu, masyarakat luas memberi apresiasi. Namun ternyata, ada sebagian masyarakat yang bertindak sebaliknya," kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu.
Ia mengingat, masa di mana Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Ketika itu, para pejuang mendapatkan bantuan dan dukungan dari rakyat. Hal itulah yang seharusnya didapatkan pula oleh tenaga medis saat ini, sebagai pejuang terdepan melawan Covid-19.
"Para tenaga medis kita ini yang saat ini merupakan pejuang melawan Covid-19 justru sebaliknya. Apakah kita sudah kehilagan semangat kekeluargaan, gotong royong, dan jiwa ke-Timuran yang selama ini kita banggakan? Fenomena ini dapat jadi bahan penelitian sosial," ujarnya.
Hari ini UNS Surakarta menggelar wisuda di tengah pandemi Covid-19. Wisuda kali ini berbeda dengan yang pernah dilakukan mereka sebelumnya karena dilakukan secara daring. Wisuda tersebut diikuti oleh 259 orang wisudawan.
Rektor UNS, Jamal Wiwoho menerangkan, ada sejumlah hikmah yang bisa dipetik akibat pandemi Covid-19. Salah satu yang ia sebutkan ialah dunia pendidikan menjadi akrab dengan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran dan kegiatan non akademis lainnya. Ia menjelaskan, cara-cara baru mengelola perguruan tinggi harus ditempuh, seperti wisudah daring yang dilaksanakan kali ini.