REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) secara virtual, untuk membahas sejumlah. Dalam forum tersebut, Ketua Majelis Penasihat Partai (MPP) Hatta Rajasa menargetkan agar partainya masuk tiga besar dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Dituntun oleh AD/ART insya Allah kita akan meningkatkan kinerja partai kita, di 2024 menjadi partai berkinerja baik dengan tiga besar," ujar Hatta dalam Rakernas, Selasa (5/5).
Ia mengatakan, PAN harus beradaptasi dengan situasi dan perkembangan yang tengah terjadi di dunia saat ini. Namun, tak mengubah jati diri partai yang demokratis dan mengupayakan kesejahteraan untuk rakyat.
"Jadikan partai kita ini partai yang modern, dengan tata kelola yang baik, dengan menerapkan knowledge management, partai yang inklusif, yang lebih demokratis, dan egaliter, dengan sistem pengkaderan yang tangguh," ujar Hatta.
Forum Rakernas ini juga dinilainya penting, untuk menyampaikan hasil Kongres dan program PAN kepada kader. Ia berharap, semua pengurus, kader, dan simpatisan meningkatkan kerja partai untuk menyongsong 2024.
"Kita dapat mengoperasionalisasikan seluruh keputusan-keputusan kongres dan dengan keputusan kongres yang dapat kita operation-kan, maka partai kita dapat bekerja untuk menyongsong 2024," ujar Hatta.
Sementara itu, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas mengkritisi kebijakan kesehatan dan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah. Baginya, pemerintah harus mengutamakan kebijakan kesehatan saat pandemi virus corona ini.
"Kebijakan kesehatan harus menjadi panglima dalam penanganan pandemi Covid-19. Karena jika kita gagal menghentikan penyebaran virus dan atau merawat pasien, wabah akan membesar dan kematian niscaya meningkat," ujar Zulhas.
Terkait anggaran kesehatan, PAN mengimbau pemerintah agar berfokus pada kesiapan pelayanan dan fasilitas kesehatan. Serta, pencegahan penyakit, penguatan tenaga medis, yang sangat krusial adalah penemuan dan produksi obat dan vaksin.
PAN mendorong pemerintah agar berinvestasi dalam penemuan dan produksi obat dan vaksin. Menurut Zulhas, pemerintah tak perlu meragukan kemampuan anak bangsa Indonesia di bidang iptek untuk menemukan vaksin Covid-19.
"Kami sangat merekomendasikan agar pemerintah fokus mewujudkan Pasal 2 ayat 1a dari Perpres 54/2020. Konsekuensinya belanja kesehatan perlu ditambah secara nyata dan signifikan," ujar Zulhas.