Selasa 05 May 2020 16:14 WIB

Dinkes Keluhkan Pengiriman Sampel Swab Terhambat PSBB

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bengkulu telah mengirim sebanyak 183 sampel.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sampel tes swab massal (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sampel tes swab massal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, mengatakan, pihaknya kesulitan mengirimkan sampel swab pasien Covid-19 di daerahnya, karena adanya pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah. "Sekarang pengiriman swab tidak bisa dilakukan via udara karena tidak ada penerbangan dan bandara ditutup sementara. Jadi kami hanya bisa mengirimkannya lewat darat dengan menggunakan travel dan itu pun tidak bisa tiap hari," kata Herwan di Kota Bengkulu, Selasa (5/5).

Selama ini sampel swab pasien COVID-19 Bengkulu diuji di tiga tempat diantaranya di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang, Laboratorium Universitas Andalas (Unand) Padang, dan Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Namun sejak berlakunya PSBB di beberapa daerah yang menyebabkan adanya pembatasan akses transportasi baik darat, laut maupun udara berimbas pada sulitnya pengiriman sampel swab pasien Covid-19 di Bengkulu.

Herwan menambahkan, hingga Senin (4/5) pihaknya bersama tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bengkulu telah mengirim sebanyak 183 sampel swab. Dari jumlah itu sebanyak 12 sampel dinyatakan terkonfirmasi positif virus corona, dan sebanyak 88 sampel masih dalam proses pemeriksaan. "Kita juga sudah lakukan rapid test sebanyak 3.492 kali dan sebanyak 43 di antara jumlah tersebut menunjukkan hasil reaktif, sedangkan sisanya nonreaktif," kata Herwan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bengkulu, Jaduliwan mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menggandeng sejumlah pihak untuk menyiapkan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk menguji sampel swab Covid-19 di RSUD M Yunus Bengkulu. Penyiapan laboratorium ini melibatkan Universitas Bengkulu (UNIB), Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu, serta RSUD M Yunus Bengkulu.

Upaya pengadaan laboratorium kesehatan ini dilakukan guna mempersingkat rentang waktu pengujian sampel swab yang selama ini bisa mencapai 10 hari lebih untuk mengetahui hasilnya. Dengan memiliki laboratorium sendiri, menurut Jaduliwan, diharapkan Provinsi Bengkulu bisa mengetahui lebih cepat kasus positif COVID-19 di daerah itu sehingga berdampak pula pada upaya pemutusan rantai penularan virus corona jenis baru tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement