Kamis 07 May 2020 08:05 WIB

Covid-19 Melonjak, Amerika Latin Berpotensi seperti Eropa

Pada Maret, Eropa dinyatakan sebagai episentrum pandemi covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Agus Yulianto
Keluarga menghadiri pemakaman sejumlah korban meninggal Covid-19 di Manaus, Brasil. Sejumlah lokasi pemakaman baru dibuka setelah ada lonjakan kasus kematian akibat corona.
Foto: EPA
Keluarga menghadiri pemakaman sejumlah korban meninggal Covid-19 di Manaus, Brasil. Sejumlah lokasi pemakaman baru dibuka setelah ada lonjakan kasus kematian akibat corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Sejumlah negara Amerika Latin melaporkan lebih dari 270 ribu kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dan terdapat lebih dari 14 ribu kematian terkait penyakit ini. Organisasi Kesehatan Pan American mengatakan, kawasan ini mengalami apa yang terjadi di Eropa pada enam pekan lalu. 

Dilansir Aljazirah, meski sebagian besar kasus Covid-19 dilaporkan di negara seperti Brasil dan Peru, diperkirakan negara lainnya dapat mengalami peningkatan dramatis dalam beberapa pekan mendatang. Seperti diketahui, pada Maret, Eropa dinyatakan sebagai episentrum pandemi virus corona jenis baru, yang mengakibatkan banyak negara di kawasan itu melakukan lockdown untuk mengendalikan penyebaran wabah. 

Amerika Serikat (AS) kemudian juga dinyatakan sebagai episentrum Covid-19, dan saat ini jumlah kasus infeksi virus di negara itu menjadi yang tertinggi di dunia. 

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada kemungkinan episentrum wabah terus berubah. Selain Amerika Latin, kekhawatiran telah dinyatakan terhadap Afrika, yang juga dinilai berpotensi menjadi pusat wabah virus selanjutnya. 

Direktur Jenderal WHO Teros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, jumlah kematian akibat Covid-19 di Afrika sebenarnya bisa lebih tinggi dibanding yang dilaporkan. Meski demikian, mobilitas terbatas yang terjadi di negara-negara benua tersebut dinilai mempengaruhi penyebaran virus tidak terjadi dengan cepat, membuat masih cukup sedikit kasus dan kematian akibat penyakit ini.

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global ke berbagai negara lainnya di dunia. 

Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Rabu (6/5) tercatat mencapai 3.740.911 dan terdapat 258.502 kematian. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan telah pulih adalah 1.247.310 orang.

Bagi kebanyakan orang, Covid-19 hanya menimbulkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Tetapi, sebagian  lainnya, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada sebelumnya, infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia, bahkan kematian. 

sumber : Aljazirah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement