REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Dua politikus kawakan Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim menyatakan telah menyingkirkan perbedaan di antara mereka. Keduanya kembali berpadu setelah sempat berfriksi.
‘’Kami telah mengesampingkan perbedaan, perselisihan, dan ketidaksepakatan di antara kami demi rakyat. Kami sudah tua dan tak memiliki banyak waktu tersisa,’’ kata Mahathir dan Anwar dalam pernyataan bersama yang dilansir The Straits Times, Sabtu (9/5).
Mahathir dan Anwar kembali bersatu untuk merebut kembali kekuasaan politik di bawah koalisi Pakatan Harapan (PH). Sebelumnya, Mahathir keluar koalisi yang dibangun bersama Anwar itu dan membuat pemerintahan koalisi yang mereka pimpin bubar.
Lalu, lahir koalisi Perikatan Nasional yang kini memerintah di bawah bawah PM Muhyiddin Yassin yang ditopang UMNO. Pemerintahan ini telah berjalan dua bulan, menggantikan pemerintahan koalisi PH yang berlangsung 22 bulan dan berakhir Februari 2020.
Mahathir dan Anwar juga menolak pemerintahan saat ini karena dianggap tak reformis. ‘’Agenda reformasi yang diusung saat Pakatan Harapan memerintah banyak yang dilucuti,’’ ujar keduanya dalam pernyataan bersama tersebut.
UMNO dan koalisinya memegang tampuk kekuasaan sejak Malaysia meraih kemerdekaan 61 tahun lalu. Namun, banyak pemilih mengalihkan suaranya ke oposisi setelah Perdana Menteri Najib Razak terlilit skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
‘’Semangat perjuangan kami masih menyala pada generasi muda yang memimpinan adanya perubahan. Ini masanya bag kami mengembalikan mandat rakyat kepada pemilik yang sejati,’’ demikian pernyataan Mahathir dan Anwar.
Apalagi, ungkap mereka, dua tahun lalu rakyat dari beragam latar belakang agama dan ras, memberikan donasi, suara, dan harapan kepada keduanya untuk melihat perubahan berarti dan membuat Malaysia lebih baik.