Senin 11 May 2020 15:13 WIB

Potensi dan Kemampuan Belajar Anak Bisa Rusak Akibat Pandemi

Pandemi Covid-19 berpotensi mendatangkan risiko bagi pendidikan dan hak anak lainnya.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Reiny Dwinanda
Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) di Jakarta Timur, Kamis (19/3). Pandemi Covid-19 bisa merusak potensi dan kemampuan belajar anak.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) di Jakarta Timur, Kamis (19/3). Pandemi Covid-19 bisa merusak potensi dan kemampuan belajar anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr Muhammad Hasbi MPd mengatakan, pandemi Covid-19 mendatangkan risiko rusaknya potensi dan kemampuan belajar anak. Ia mengungkapkan hal tersebut dalam webinar "Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-10" di Jakarta, Senin.

"Risiko lainnya ialah munculnya kekerasan, eksploitasi dan pelanggaran hak anak," ujar Hasbi.

Baca Juga

Risiko-risiko tersebut ditimbulkan karena keterbatasan orang tua dalam mengajar dari rumah, sementara guru pun masih perlu beradaptasi dalam menyelenggarakan pembelajaran daring. Orang tua memiliki keterbatasan kurangnya kompetensi pedagogik, kurangnya kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), keterbatasan fasilitas, terutama pada keluarga dan menurunnya penghasilan keluarga.

Sementara itu, keterbatasan guru ada pada kerentanan menurunnya kesejahteraan, keterbatasan kompetensi mengelola proses pendidikan jarak jauh, keterbatasan pendidik mengakses fasilitas internet beserta perangkatnya, dan terbatasnya sumber belajar nondaring. Oleh karena itu, Kemendikbud melakukan berbagai langkah dalam menyelenggarakan pembelajaran untuk jenjang PAUD.

Langkah-langkah tersebut ialah menyusun panduan praktis orang tua yang dapat diakses melalui media sosial, membuat mekanisme guru piket PAUD agar orang tua mendapatkan informasi pembelajaran apa yang dilakukan di rumah, serta menghimpun praktik baik pembelajaran yang dapat dilakukan di rumah.

"Kami juga melakukan pendampingan pada guru untuk mengurangi keterbatasan yang dialami guru," kata Hasbi.

Langkah pendampingan bagi guru, menurut Hasbi, ialah dengan memberikan pelatihan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, peningkatan kompetensi pendidikan, penyusunan panduan guru dalam melakukan pembimbingan kepada orang tua, serta mengoptimalkan penggunaan open resources untuk peningkatan kompetensi berbagai laman maupun media sosial.

"Kemendikbud juga menyelenggarakan program belajar di rumah yang disiarkan di TVRI," kata Hasbi.

Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Prof Dr Hj Masyitoh Chusnan MAgmeminta para guru PAUD untuk tetap sabar dalam menghadapi ujian pandemi Covid-19. Akibat pandemi Covid-19, sebagian besar guru PAUD mengalami kesulitan ekonomi karena banyak wali murid yang kesulitan membayar SPP dan berdampak pada operasional sekolah.

Pandemi Covid-19, menurut dia, memberikan pelajaran bagi semua masyarakat. Tidak hanya Indonesia, tetapi juga negara maju.

"Cobaan ini harus disikapi dengan sikap sabar dan sukur sehingga hidup mendapat berkah, yang mana nanti akan mendapat jalan keluar, rezeki dari arah yang tidak terduga dan dicukupkan keperluannya," kata Masyitoh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement