Senin 11 May 2020 20:11 WIB

Doni: Vaksin Covid-19 Belum Ada, Masyarakat Jangan Lengah

Ketua Gugus Tugas mengingatkan masyarakat jangan lengah terhadap penularan Covid-19.

Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan masyarakat jangan lengah dan tetap waspada dengan penularan Covid-19, meskipun di beberapa daerah di Indonesia terjadi tren penurunan jumlah kasus positif. Selama belum ada vaksin untuk mengobati, masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan Covid-19.

Doni mengatakan saat ini belum ada ilmuwan yang berhasil menemukan vaksin Covid-19. Oleh karena itu, jika terjadi tren penurunan kasus Covid-19 bukan berarti tingkat kewaspadaan masyarakat dapat diturunkan.

Baca Juga

Terlebih di negara-negara lain seperti China dan Korea Selatan, justru dikhawatirkan sedang terjadi gelombang kedua penularan Covid-19 karena begitu mudahnya virus Corona jenis baru menginfeksi manusia. "Sekali lagi kesadaran kolektif untuk bisa memahami. Selama bangsa-bangsa di dunia belum berhasil menemukan vaksin, kita tidak boleh lengah, jangan kendor," ujarnya usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo mengenai Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (11/5).

Masyarakat, ujar Doni, tidak bisa hanya mengandalkan upaya pemerintah pusat. Namun, perlu kesadaran kolektif dan gotong royong untuk menerapkan pembatasan jarak fisik (physical distancing) serta menerapkan protokol kesehatan di tengah situasi pandemi ini. "Dibutuhkan upaya gotong royong, pentahelix berbasis komunitas, pemerintah, akademisi, dunia usaha, relawan, LSM, dan didukung media," katanya.

Hingga Minggu (11/5) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 14.032 orang dengan 2.698 orang dinyatakan sembuh dan 973 orang meninggal dunia. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 30.317 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 248.690 orang.

Kasus positif Covid-19 ini sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia dengan daerah terbanyak positif, yaitu DKI Jakarta (5.190), Jawa Timur (1.502), Jawa Barat (1.437), Jawa Tengah (978), Sulawesi Selatan (722), Banten (533), Nusa Tenggara Barat (330), Bali (331), Papua (308), Sumatera Barat (299), Sumatera Selatan (278), Kalimantan Selatan (263).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement