jatimnow.com - Rizki Kurniawan (36) kini hanya bisa pasrah sambil berusaha mencari pekerjaan lagi setelah menganggur akibat di PHK dari tempat kerjanya sebagai buruh pabrik kayu di kawasan Jalan Rajawali, Surabaya.
Pria asal Jember itu, harus memeras otak guna menghidupi istrinya, Hera Aptriningsih (30) beserta ketiga anaknya, Nabila Larashati (8), Muhammad Saddly Attallah (3 bulan), dan Bonita Milkayla Zahra (1,8 bulan).
Setelah sebulan lebih di-PHK akibat pandemi virus corona, Rizki tidak memegang uang sepersen pun. Ia mengaku, bantuan dari pemerintah juga tidak didapatkannya.
"Bantuan dari pemerintah tidak dapat sama sekali. Saya sempat iri sama tetangga kos saya yang dapat tapi saya enggak. Saya hanya bisa nangis dalam hati," katanya saat di temui di kosnya di Jalan Banyu Urip VII B no 9, Surabaya, Senin (11/5).
Dengan tidak memiliki penghasilan dan dapat bantuan dari pemerintah, Rizki Kurniawan kebingungan untuk memberi nafkah keluarganya.
"Tidak pegang uang sama sekali. Sehari-hari ya makan seadanya. Kadang pakai mie, kadang nggak makan sama sekali. Ini nyari pekerjaan sampai sekarang juga belum dapat," ujar pria yang kini hanya memiliki surat keterangan (suket) dari Pemkot Surabaya itu.
Ia menjelaskan, semenjak dirinya menganggur untuk keluarganya makan saja kesusahan. Ia sedikit terbantu ketika ada sejumlah komunitas dan Pemuda Pancasila (PP) yang memberikan sembako dan kebutuhan untuk bayi.
"Anak saya yang kecil butuh susu. Kadang terpaksa kalau nangis, anak saya kasih air putih yang dimasukan ke dot," ujar dia.
Selama dirinya menggangur, ia telah menjual beberapa barang untuk menghidupi keluarganya. Kini yang tersisa tinggal magicom dan kipas angin.
"Kalau belum dapat kerjaan, ya terpaksa saya jual," tandasnya.
Rizki mengakui dia telah mendapat tawaran pekerjaan dari salah satu kader partai di Surabaya.
"Memang saya dijanjikan bekerja hari ini. Tapi karena ada kendala, hari ini belum bisa bekerja. Semoga ada kepastian saya bisa bekerja atau tidak," kata Rizki.
Bantuan juga mengalir ke keluarga Rizki dari komunitas maupun organisasi kepemudaan.