Rabu 13 May 2020 18:52 WIB

31 Tenaga Medis RSUD Muara Teweh Dikarantina

Tenaga medis itu kontak dengan pasien yang hasil cepatnya reaktif.

Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Sebanyak 31 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menjalani isolasi. Tenaga medis itu kontak dengan pasien yang hasil tes cepat menunjukkan reaktif Covid-19.

"Para perawat, dokter, dan tenaga medis lainnya menjalani karantina selama 14 hari di rumah susun sewa (rusunawa) yang ada di kompleks RSUD Muara Teweh," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Barito Utara Siswandoyo di Muara Teweh, Rabu.

Baca Juga

Dia mengatakan seluruh tenaga medis itu sudah diperiksa melalui tes cepat dengan hasil nonreaktif atau negatif. Namun akan diperiksa ulang lagi dalam 10 hari ke depan.

Pasien berjenis kelamin laki-laki, warga Kelurahan Melayu hasil sampel swab dikirim ke Palangka Raya untuk diperiksa di laboratorium.

"Pasien ini dua hari lalu dirawat RSUD Muara Teweh dengan keluhan diare mengarah ke demam berdarah, namun setelah tidak ada menunjukkan perubahan, sehingga dilakukan 'rapid test' ternyata reaktif," kata dia.

Pasien yang kini masuk dalam PDP tersebut dirawat di ruang isolasi RSUD Muara Teweh. Gugus Tugas pun meluruskan informasi beredar bahwa pasien PDP itu tidak jujur sehingga menyebabkan para tenaga medis yang sempat melakukan perawatan atau kontak itu dikarantina.

"Saya perlu meluruskan, sebetulnya bukan pasien yang tidak jujur, namun karena yang bersangkutan mengaku memang tidak tahu dirinya terindikasi terkait Covid-19, karena merasa tidak ada keluhan sehingga dia menjalankan aktivitasnya memang sering bertemu orang banyak," kata Siswandoyo.

Untuk melakukan pelacakan kontak pasien, saat ini petugas kesehatan setempat masih melakukan penyelidikan epidemiologi. "Jadi sabar dulu tim kami lagi di lapangan untuk melakukan pelacakan hubungan kontak pasien tersebut," ujar Siswandoyo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement