REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan warga Jerman akan mulai bisa menikmati pelonggaran pengawasan di perbatasan. Pengawasan telah diberlakukan sejak Maret lalu untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Langkah itu akan mengizinkan perjalanan bisnis dan kunjungan keluarga yang direncanakan pada pertengahan Juni mendatang.
Seehofer juga mengatakan pengawasan di perbatasan yang disepakati dengan Perancis, Swiss, dan Austria yang tadinya akan akan berakhir pada 15 Mei akan kembali diperpanjang hingga 15 Juni. Namun, sebanyak mungkin penyeberangan akan dibuka kembali dan pemeriksaan sistematis akan memberi jalan untuk melakukan pengecekan.
"Tujuannya adalah bahwa dari pertengahan Juni kami ingin semua orang bisa melewati Eropa," katanya. Meski begitu, pengawasan di perbatasan dapat diterapkan kembali jika ada wabah baru.
Sebelumnya, Austria mengatakan perbatasannya dengan Jerman akan sepenuhnya dibuka kembali dalam sebulan. Negara Alpine telah melobi Jerman dengan keras untuk membuka kembali perbatasannya, tidak terkecuali untuk meningkatkan industri pariwisata yang penting.
Perbatasan Jerman dengan Luksemburg dapat sepenuhnya dibuka. Seehofer mengatakan dia juga siap untuk membuka kembali penyeberangan ke Denmark mulai 15 Mei tetapi belum ada kesepakatan resmi yang tercapai.
"Pengawasan di perbatasan eksternal Uni Eropa (UE) akan tetap dilakukan sampai 15 Juni," kata Seehofer. Menurutnya masih terlalu dini untuk memudahkan kontrol dengan Italia dan Amerika Serikat sebab keduanya lebih sulit dilanda krisis.
Dia juga memprediksi orang-orang dari bagian yang aman di China dapat kembali memasuki Jerman setelah 15 Juni. Dalam indikasi korban pandemi di sektor perjalanan, operator tur TUI mengatakan sebelumnya bahwa mereka perlu mengurangi basis biaya tetap sebesar 30 persen dan memangkas ribuan pekerjaan sebagai respons terhadap krisis.
Langkah tentatif yang sebagian bertujuan untuk membantu sektor pariwisata oleh Jerman ini muncul ketika Komisi Eropa bersiap untuk mendesak kembali dibukanya pariwisata. Ini berarti warga bisa menuju kepada gerakan bebas tak terbatas, meskipun dorongan itu akan berhenti jika ada gelombang kedua infeksi utama.
Jerman memperkenalkan lockdown atau karantina wilyah pada pertengahan Maret saat awal virus corona baru mewabah. Sejak penerapan lockdown, Jerman telah berhasil menjaga tingkat kematian per kapita relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara tetangganya di Eropa.