REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, menjual tiket masuk di muka. Langkah ini untuk memastikan berjalannya operasional objek wisata tersebut di tengah pandemi Covid-19.
"Jadi kami jual dulu tiketnya, nanti kalau TSTJ sudah buka lagi tiket tersebut bisa digunakan untuk masuk. Untuk tiket ini berlaku hingga tahun 2021," kata Direktur Utama TSTJ Solo Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Ahad (17/5).
Ia mengatakan penjualan tiket tersebut sudah dilakukan sejak tanggal 13 Mei 2020. Untuk program ini ada sebanyak 40.200 tiket yang disediakan dan hingga Sabtu (16/5) sore terjual sebanyak 20.000 lembar tiket.
"Animo masyarakat cukup baik. Mereka yang tidak bisa membeli secara langsung bisa transfer uang dan saat sudah selesai Corona nanti mereka bisa mulai berkunjung dengan memperlihatkan bukti transfer kepada petugas," katanya.
Untuk meningkatkan animo masyarakat, dikatakannya, dengan pembelian minimal 10 tiket masyarakat bisa memperoleh satu kaos bertuliskan "Do Manuto".
Sebagaimana diketahui, slogan "Do Manuto" didengungkan oleh Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran Covid-19.
Sementara itu, dia mengatakan, akibat penutupan kunjungan oleh TSTJ sejak 16 Maret 2020 akibat Covid-19, tidak ada pemasukan pendapatan dari penjualan tiket. Padahal, jika dirata-rata untuk penjualan tiket setiap bulannya sekitar 50.000 lembar.
Kendati demikian, untuk biaya pakan dan obat binatang koleksi objek wisata tersebut sudah terpenuhi hingga bulan Juli. Menurut dia, selain mengadakan penjualan tiket di muka, program lain yang juga dikerjakan oleh TSTJ adalah bantuan pakan satwa.
"Untuk pakan dan obat ini setiap bulannya butuh biaya Rp120 juta. Dari bulan Mei hingga Juli kami mendapatkan suntikan dana dari Pemkot Surakarta sebesar Rp100 juta/bulan," katanya.
Selanjutnya, untuk kekurangan dana Rp20 juta/bulan tersebut sudah dipenuhi dengan gotong-royong masyarakat melalui program bantuan pakan satwa. "Untuk kekurangan dana Rp20 juta/bulan ini juga sudah terpenuhi hingga bulan Juli. Sedangkan untuk operasional kami mengandalkan penjualan tiket di muka ini," katanya.