Ahad 17 May 2020 21:05 WIB

HNW: Negara Harus Beri Perhatian Serius kepada Dunia Pers

Menurut HNW, negara dapat memberikan bantuan kepada dunia pers melalui beragam cara.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Hasanul Rizqa
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid (HNW).
Foto: istimewa
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid (HNW).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid memahami tuntutan dunia pers kepada negara di tengah situasi pandemi Covid-19. Ia pun mendukung upaya segenap insan media massa nasional yang terus bertahan dalam keadaan saat ini.

"Saya mendukung tuntutan rekan-rekan media untuk menuntut hak mereka untuk mendapatkan keadilan dari pemerintah, untuk kemudian mendapatkan keberpihakan pemerintah untuk membantu insan pers, baik sebagai individu maupun sebagai lembaga," kata sosok yang akrab disapa HNW ini saat dihubungi Republika, Ahad (17/5).

Baca Juga

Menurutnya, negara dapat memberikan bantuan kepada dunia pers melalui beragam cara. Misalnya, insentif, subsidi, atau kelonggaran masa pembayaran pajak serta pembayaran internet.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah harus dapat memastikan kebebasan bagi wartawan untuk melaksanakan perannya secara baik dalam bingkai demokrasi. "Tentu rekan-rekan wartawan tetap juga harus memperhatikan protokol Covid-19," ujarnya.

HNW menambahkan, media massa nasional berperan penting dalam menyampaikan setiap kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Selain itu, insan pers juga menyiarkan informasi yang lugas dan edukatif kepada publik.

Di sisi lain, ia berharap, media massa tidak lantas merasa berutang budi kepada pemerintah. Dunia pers harus menjaga sikap kritis dan independensinya. Jangan sampai kondisi ini dimanfaatkan pemerintah untuk mengendalikan media.

"Jangan kemudian nanti merasa utang budi dan berakibat kepada tidak melaksanakan tugasnya secara independen, secara rasional, secara kritis," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement