Senin 18 May 2020 16:12 WIB

Sutradara di Kolombia Buat Film di Tengah Pandemi

Pandemi tak menjadi penghalang untuk berkarya di tengah keterbatasan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Satya Festyiani
Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen bagi produk digital impor dalam bentuk barang tidak berwujud maupun jasa (streaming music, streaming film, aplikasi, games digital dan jasa daring dari luar negeri) oleh konsumen di dalam negeri mulai 1 Juli 2020
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen bagi produk digital impor dalam bentuk barang tidak berwujud maupun jasa (streaming music, streaming film, aplikasi, games digital dan jasa daring dari luar negeri) oleh konsumen di dalam negeri mulai 1 Juli 2020

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pandemi Covid-19 menyebabkan lumpuhnya industri hiburan, termasuk produksi film dan serial. Namun, bagi sutradara asal Kolombia, Harold Trompetero, pandemi tak menjadi penghalang bagi dia untuk berkarya di tengah keterbatasan. 

Dilansir di laman Reuters, Ahad (17/5), kali ini dia tak perlu menggunakan lampu, kamera, ruang ganti, dan kumpulan ratusan orang untuk syuting film. Dia hanya menggunakan ponsel, tripod, dan kamar mandi untuk bisa berkata ‘Action!’.

Baca Juga

 

Sutradara yang telah menyutradarai 21 film dan memproduksi 30 film lainnya itu membuat sebuah proyek di tengah karantinanya. Film baru itu bertajuk “The Bathroom", sebuah film yang difilmkan melalui ponsel.

 

Trompetero membuat film itu dengan bantuan anggota keluarga dari aktor dalam film itu. Mereka membantu mengoperasikan kamera, melakukan make-up pada aktor, dan memilih  kostum. 

 

Uniknya, Trompetero sendiri memberikan instruksi secara daring melalui percakapan video. "Ketika kami sedang menulis naskah, saya menemukan kutipan dari Darwin yang mengatakan dalam evolusi spesies itu bukan yang paling cerdas atau yang terkuat yang selamat, tetapi yang paling mampu beradaptasi," kata Trompetero. 

 

Dia mengatakan, saat ini orang-orang perlu menyesuaikan diri dengan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, karena ada keadaan yang juga baru ini. Jika tidak, maka kita tidak akan bisa bertahan dan akan tenggelam, katanya. 

 

“The Bathroom” merupakan film komedi yang mengisahkan sekelompok remaja yang berteman sejak di universitas. Mereka diceritakan masih berhubungan setelah 10 tahun kemudian ketika karantina dinyatakan. Dalam perjalanannya, banyak rahasia terungkap di antara mereka. 

 

Trompetero memberi alasan mengapa mengambil latar tempat khusus di kamar mandi. Menurutnya, masa karantina membuat privasi mulai hilang. 

 

“Anda tidak punya ruang untuk diri sendiri. Kamar mandi adalah ruang yang tersisa di banyak rumah di mana kamu bisa sendirian selama lima menit,” jelas dia. 

 

Aktris Marcela Carvajal, mengatakan dia menangis ketika Trompetero memintanya untuk bermain dalam filmnya itu. Dia mengaku terkejut karena salama ini dia berpikir tak lagi bisa berkarya lagi akibat pandemi. 

 

"Saya menangis karena saya pikir saya tidak akan kembali ke dunia akting untuk waktu yang sangat lama. Karena teater ditutup, saluran TV pun ditutup. Ini mimpi untuk membuat film di era ini,” jelas dia. Film ini akan dirilis pada Agustus.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement