Kamis 21 May 2020 00:45 WIB

Menkominfo: Momen Bangkit dalam Optimisme Normal Baru

Menkominfo menyebut kita harus membiasakan diri dengan cara hidup baru.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate
Foto: BSSN
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini merupakan momentum untuk bangkit dalam optimisme normal baru.

"Saat ini bangsa sedang memanggil kita untuk bersatu padu untuk Bangkit dalam Optimisme Normal Baru. Kita harus membiasakan diri dengan cara hidup baru. Tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Terbiasa menerapkan protokol kesehatan, protokol transportasi dan protokol lainnya. Meskipun ada perubahan standar dalam mekanisme kerja, belajar maupun aktivitas lainnya," kata Johnny, dalam keterangan pers, Rabu (20/5).

Ucapan tersebut keluar ketika dia menjadi Inspektur Upacara Bendera Peringatan ke-112 Hari Kebangkitan Nasional 2020, yang diadakan secara terbatas di kompleks Kominfo.

Upacara tersebut diikuti oleh pejabat pimpinan tinggi madya (eselon I dan pimpinan tinggi pratama (eselon II) dengan menerapkan jarak fisik. Sementara itu, pegawai kementerian mengikuti upacara melalui konferensi video.

Johnny mengajak masyarakat untuk bergerak menghadapi pandemi COVID-19, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan memakai masker. "Kita semua dipanggil untuk berkolaborasi dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata dia.

Masa pandemi ini juga membuat masyarakat banyak yang beralih ke dunia digital, baik untuk mendapatkan informasi maupun bekerja. Hari Kebangkitan Nasional tahun ini juga dimaknai oleh Kominfo sebagai dorongan untuk percepatan memasuki era digital.

"Mari kita manfaatkan ruang digital secara tepat dan bijak. Katakan tidak pada segala jenis hoaks, ujaran kebencian dan berbagai jenis penyalahgunaan ruang digital yang mencederai semangat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa," kata Johnny.

"Selalu isi dengan hal bermanfaat untuk kemajuan ekonomi, secara khusus ekonomi digital yang berkembang dari waktu ke waktu".

Pemerintah secara umum menerapkan tiga inti dalam kebijakan untuk menghadapi krisis kesehatan ini. Pertama, kebijakan kesehatan dengan mengobati pasien dan mengendalikan penyebaran virus corona.

Kedua, menyiapkan jaring pengaman sosial untuk masyarakat lapisan bawah agar tetap bisa mendapatkan kebutuhan pokok dan menjaga daya beli.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement