Sabtu 23 Apr 2022 18:54 WIB

Mengapa Allah Merahasiakan Malam Lailatul Qadar?

Lailatul qadar membawa kedamaian dan rasa aman bagi umat manusia.

Ilustrasi Lailatul Qadar
Foto: MGROL100
Ilustrasi Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID, --- Pada malam lailatul qadar, para malaikat dan ar-Ruh (yang dimaksud adalah Malaikat Jibril) turun ke bumi.  Para malaikat itu turun dengan membawa rahmat dan keberkahan.

Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan menjelaskan, Lailatul qadar merupakan  malam yang penuh dengan kemuliaan.

Baca Juga

Pada malam itu, kata dia, diturunkan Alquran yang memiliki kemuliaan melalui seorang malaikat yang juga sangat mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.

Qadar bisa bermakna ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang, apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan pada malam itu.

Lailatul qadar memiliki sejumlah keistimewaan. Betapa tidak. Pada malam itu Alquran diturunkan. Selain itu, lailatul qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan.

Lailatul qadar membawa kedamaian dan rasa aman kepada siapa saja yang menjumpainya sampai terbit fajar. Dalam sebuah riwayat, yang dimaksud fajar adalah terbit fajar di keesokan harinya. Tapi, hatta mathla'il fajr berarti sampai tiba saatnya fajar kehidupannya yang baru di akhirat nanti. Lalu, seperti apa ciri-ciri akan datangnya lailatul qadar?

Tanda-tanda fisik-seperti yang populer di kalangan masyarakat-bahwa malam itu tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari di keesokan harinya berawan dan tidak terlalu panas. Namun, riwayat-riwayatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

Tanda-tanda fisik semacam itu secara logika memang sulit diterima. Karena, sangat relatif, bergantung pada musim. Kalau musim hujan, ya pasti mendung. Apalagi dengan perubahan iklim sekarang. Jadi, tanda-tanda fisik itu tidak bisa dijadikan ukuran. Tanda yang pasti adalah salaamun hiya hatta mathla'il fajr.

Yang utama, salah satu tanda yang pasti dari lailatul qadar adalah orang selalu merasa damai,  selalu menebar kedamaian dalam hidupnya sampai dia meninggal dunia bahkan sampai dibangkitkan kembali menyongsong fajar kehidupan yang baru.

Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu akan menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai tamu agung, lailatul qadar hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada malam itu. Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang hari, khususnya pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.

 

 

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement