Sabtu 23 May 2020 00:10 WIB

PBB Kecam AS yang Tuduh Gunakan Pandemi untuk Promosi Aborsi

PBB mendukung layanan kesehatan yang mencegah wanita hamil dan melahirkan meninggal.

Rep: Fergi Nadira / Red: Agus Yulianto
Sekjen PBB Antonio Guterres
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak tuduhan Amerika Serikat (AS) yang mengatakan bahwa badan dunia itu menggunakan pandemi virus corona tipe baru atau Covid-19 sebagai kesempatan untuk mempromosikan akses ke aborsi melalui respons kemanusiaan terhadap pandemi. PBB menegaskan, selalu mendukung layanan kesehatan yang mencegah jutaan wanita hamil dan melahirkan meninggal.

"Setiap saran bahwa kita menggunakan pandemi Covid-19 sebagai kesempatan untuk mempromosikan aborsi adalah tidak benar," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Sementara kami mendukung layanan kesehatan yang mencegah jutaan wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan dan melindungi orang dari infeksi menular seksual, termasuk HIV, kami tidak berusaha untuk mengesampingkan undang-undang nasional apa pun,” katanya menambahkan.

Dalam sepucuk surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin, penjabat Administrator USAID John Barsa menuliskan rencana badan dunia yang diumumkan dua bulan lalu. Rencana itu berisi tentang memberikan layanan kesehatan seksual dan reproduksi pada tingkat yang sama pentingnya dengan kerawanan pangan, perawatan kesehatan esensial, kekurangan gizi, tempat tinggal, dan kebersihan.

Washington telah lama memandang "layanan kesehatan seksual dan reproduksi" sebagai kode untuk aborsi. "PBB seharusnya tidak menggunakan krisis ini sebagai kesempatan untuk memajukan akses ke aborsi sebagai 'layanan penting,'" tulis Barsa.

Dia menambahkan, bahwa yang paling mengerikan adalah rencana tersebut menyerukan penyebaran luas obat-obatan yang memicu aborsi dan persediaan aborsi, dan untuk mempromosikan aborsi. 

Rencana PBB adalah untuk membantu 63 negara, terutama di Afrika dan Amerika Latin dalam memerangi penyebaran dan destabilisasi dampak pandemi. Guterres telah menyuarakan keprihatinan tentang dukungan yang tidak memadai untuk negara-negara miskin dan menyesalkan kurangnya kepemimpinan oleh kekuatan dunia dalam pertarungan krisis pandemi ini.

PBB mencari sekitar 6,7 miliar dolar AS untuk rencana tanggapan virus korona dan sejauh ini menerima 1 miliar dolar AS, di mana 172,9 juta dolar AS diberikan oleh AS.  Penghitungan Reuters menunjukkan virus korona tipe baru telah menginfeksi sekitar 5 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan hampir 330 kematian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement