REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester United (MU) menghadapi salah satu periode yang paling menantang dalam sejarah klub akibat pandemi Covid-19. Ini diutarakan wakil ketua eksekutif MU Ed Woodward.
Laporan keuangan triwulan ketiga klub ini mengungkapkan utang klub bertambah 42,2 persen menjadi 429,1 juta pound (Rp 7,73 triliun). Woodard pun buka-bukaan mengenai dampak krisis terhadap Old Trafford. Kerugian klub itu akibat wabah Covid-19 kira-kira mencapai 23 juta pound (Rp 414 miliar).
"Tak diragukan lagi ini adalah salah satu masa yang paling luar biasa dan memberikan ujian dalam 142 tahun sejarah Manchester United," kata Woodward kepada para investor, Kamis (22/5), dikutip ESPN. "Klub ini dibangun di atas ketahanan menghadapi lawan dan kualitas-kualitas itu kini terbuktikan lagi. Kami tetap optimistis sekali pada prospek jangka panjang klub dan untuk tim muda kami yang menyenangkan."
Woodward menegaskan bahwa Liga Prumer Inggris bisa kembali bergulir Juni bersamaan dengan kompetisi-kompetisi Eropa termasuk Liga Europa agar bisa selesai Agustus. Jadwal itu akan memundurkan awal musim 2020/2021 tetapi Woodward tetap memprediksikan bahwa gagasan mengakhiri musim mendatang pada Mei sebagai rencana aslinya.
Ia mengungkapkan tak akan meneruskan tradisi MU melakoni tur musim panas selain berencana membayar kepada stasiun televisi 20 juta pound karena penangguhan dan perubahan jadwal musim 2019/2020.
"(Virus corona) menyebabkan kekacauan besar pada operasional-operasional kami, termasuk penangguhan semua pertandingan sejak pertengahan Maret dan penutupan sementara retail, katering dan fasilitas-fasilitas tamu di Old Trafford," kata Woodward.
Ia mengatakan, MU tergugah oleh kembalinya Bundesliga Jerman yang merupakan liga besar Eropa pertama yang dimulai kembali akhir pekan lalu. MU mengapresiasi Bundesliga yang berhasil menuntaskan sembilan pertandingan yang semuanya dimainkan tanpa penonton.