Senin 25 May 2020 07:21 WIB

Politikus PDIP: Damai dengan Covid tak Berarti Negara Gagal

Politikus PDIP menilai berdamai versi Jokowi harus diartikan sebagai bentuk adaptasi.

Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema, menilai ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar "berdamai" dengan Covid-19 bukan berarti negara gagal, menyerah kalah, takluk tak berdaya, atau bersikap abai terhadap bahaya pandemi Covid-19. Menurut dia, "berdamai" dalam konteks ini mesti dimengerti sebagai upaya melakukan berbagai tindakan penyesuaian, menjalankan adaptasi baru dalam seluruh aspek kehidupan manusia terhadap Covid-19.

"Sebelum ditemukan vaksin penyembuh dan selama pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman maka logis pilihan kebijakannya adalah 'berdamai' dengan keadaan," kata Yohanis Fransiskus Lema melalui aplikasi Whatsapp, Ahad (24/5), menanggapi pernyataan Presiden Jokowi.

Baca Juga

"Untuk itu, diperkenalkan istilah new normal," kata anggota DPR dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) 2 itu menambahkan.

Menurut dia, World Health Organization (WHO) memperkirakan Covid-19 tidak akan hilang dan bisa jadi keberadaannya terus ada dalam kehidupan manusia. Pada sisi lain, kehidupan harus terus berjalan.