Kamis 28 May 2020 02:02 WIB

Bukittinggi Bisa jadi Percontohan New Normal

Di Bukittinggi, angka pertumbuhan kasus positif sudah mulai landai

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Seorang fotografer memotret suasana sepi libur Lebaran dari Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (25/5/2020). Meskipun masih dalam masa PSBB hingga 29 Mei 2020, objek wisata aikonik di Sumbar itu masih dikunjungi pengunjung.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Seorang fotografer memotret suasana sepi libur Lebaran dari Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (25/5/2020). Meskipun masih dalam masa PSBB hingga 29 Mei 2020, objek wisata aikonik di Sumbar itu masih dikunjungi pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan Kota Bukittinggi dapat menjadi daerah percontohan penerapan New Normal. Kota Bukittinggi merupakan 1 dari 3 daerah tingkat II di Sumbar yang mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diperpanjang. Karena di Bukittinggi, angka pertumbuhan kasus positif sudah mulai landai dan warga yang terjangkit virus corona jenis baru sudah banyak yang sembuh.

"Setelah covid ini selesai, kita masuk kepada skenario normal baru. Yang akan dilakukan Bukittinggi ini bisa menjadi percontohan bagi Sumbar," kata Nasrul Abit saat berkunjung ke Bukittinggi, Rabu (27/5).

Nasrul menyebut Pemko Bukittinggi sudah melakukan kajian untuk membuka ruang masyarakat beraktivitas. Seperti membuka sekolah, rumah ibadah, pasar hingga lokasi wisata. Untuk sektor pariwisata menurut Wagub, Bukittinggi akan mengurangi jumlah kuota pengunjung. Sebuah tempat wisata hanya boleh didatangi 80 persen dari jumlah orang yang dapat ditampung maksimal.

Caranya dengan membatasi karcis. Kemudian di pintu masuk masing-masing destinasi wisata dilengkapi dengan thermo gan, pencuci tangan dan semua pengunjung wajib memakai masker. Kemudian masing-masing hotel yang akan penampung wisatawan juga akan diatur. Yakni dengan membatasi jumlah tamu yang boleh menginap. Dan masing-masing hotel juga mengatur jumlah kuota di ruangan sarapan dan makan.

"Sampai ke situ sudah dilakukan kajian oleh Bukitinggi," ucap Nasrul Abit.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menjelaskan kajian untuk membuka sekolah. Di antaranya membatasi jam belajar para siswa. Di hari-hari normal, jam masuk sekolah sekitar 7 sampai 8 jam termasuk jam istirahat. Nanti pasca covid, jam sekolah hanya 3,5 jam. Dalam waktu 3,5 jam tersebut siswa belajar penuh tanpa istirahat. Setelah selesai, siswa langsung dipulangkan. Dan yang sekolah menurut Ramlan hanya dibuka untuk kelas 2 SD ke atas, SMP dan SMA sederajat. Sekolah setingkat PAUD, TK dan SD kelas I dan II tidak diperkenankan kembali sekolah karena usia masih cukup rentan.

Sebelum sekolah dimulai, semua guru dan pelajar menurut Ramlan akan diwajibkan ikut pengambilan swab untuk memastikan semua guru dan siswa negatif dari virus corona. Begitu juga dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah tersebut.

"Protokol kesehatan tentu akan kita terapkan sepanjang sekolah berlangsung," kata Ramlan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement