REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Sebuah tim surveyor China telah mendaki Gunung Everest. Mereka menjadi satu-satunya pendaki yang mencapai puncak tertinggi dunia selama pandemi virus corona.
Tim ini melakukan pengukuran kembali ketinggian Everest, yang berada di perbatasan dengan Nepal.
China telah menunjukkan ketinggian Everest 8.844,43 (tidak termasuk tumpukan salju) setelah melakukan pengukuran pada tahun 2005. Ketinggian ini 4m lebih rendah dari pedoman Nepal.
Nepal menggunakan 8.848 m, angka yang ditentukan oleh Survei India selama pemerintahan kolonial Inggris. Ketinggian itu juga termasuk tumpukan salju di puncak. Gempa bumi besar 2015 mungkin juga berdampak pada ketinggian.
Dilansir di BBC, Kamis (28/5) disebutkan, tahun ini kedua negara melarang tim asing dari mendaki gunung karena pembatasan perjalanan akibat Covid-19.
China hanya mengizinkan warganya untuk pendakian musim semi ini, sementara Nepal membatalkan semua ekspedisi.
Tim China memulai pendakian mereka pada bulan April dan target ke puncak telah digagalkan oleh cuaca buruk.
Tetapi siaran langsung televisi China Central Television menunjukkan para surveyor bekerja pada puncak yang disapu angin.
"Setelah memuncak, anggota tim mulai mendirikan penanda survei di puncak yang tertutup salju, yang berukuran kurang dari 20 meter persegi," demikian laporan kantor berita Xinhua.
Pemandu pendakian mampu memperbaiki tali ke puncak hanya pada hari Selasa, memungkinkan anggota tim lainnya untuk naik.
"Dua surveyor profesional telah ditarik dari regu pendakian puncak karena ketidakpastian tentang cuaca dan pasokan yang tidak memadai seperti oksigen," tambah Xinhua.
Para penjaga gunung mengatakan bahwa ini adalah kasus yang sangat jarang pendaki China menjadi satu-satunya yang ada di puncak.
"Pada musim semi 1960, hanya China yang mencapai puncak. Orang-orang India mencoba, tetapi gagal," kata Richard Salisbury dari Himalayan Database, sebuah organisasi yang menyimpan catatan semua ekspedisi di Himalaya.
Menurut Salisbury, ada berbagai pendakian pengintaian, penelitian, dan pelatihan China dari tahun 1958 hingga 1967 ketika tidak ada orang lain di gunung itu. Namun tidak ada yang mencapai puncak.
Pertemuan puncak semua orang China di Everest datang tepat ketika China sedang merayakan ulang tahun ke 60 dari pendakian puncak pertamanya yang sukses.
Operator ekspedisi Barat mengatakan karantina wajib bagi pendaki asing dan menunda penerbangan ke Tibet karena lockdown berarti mereka tidak dapat melanjutkan ekspedisi mereka.