REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak lima orang peneliti Telkom University berhasil masuk dalam 500 peneliti terbaik 2020 versi Sinta series pertama yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Mereka adalah Rektor Telkom University, Adiwijaya Rohmat Saedudin, Casi Setianingsih, Muharman Lubis, dan Achmad Rizal.
Kinerja peneliti terbaik dinilai dari empat indikator yaitu jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus dengan memperhitungkan quartil jurnal tempat publikasi, jumlah artikel non-jurnal terindeks di Scopus dengan bobot 15. Selain itu, jumlah sitasi di Scopus dengan bobot 4 dan jumlah sitasi di Google Scholar dan jurnal artikel di Junal SINTA.
Rektor Telkom University, Prof Adiwijaya mengatakan capaian tersebut merupakan bentuk komitmen kampus menjadi research dan entrepreneurial University yang bermanfaat untuk masyarakat dan pembangunan nasional.
“Saat ini pengembangan penelitian yang kami (Tel-U) lakukan sudah mendapat pengakuan dunia internasional, ditunjukkan dengan berjalannya research matching grant dengan berbagai perguruan tinggi dari Asia dan Eropa, seperti Belanda, Prancis, Skotlandia, Australia, Jepang, Korea, dan Malaysia," ujarnya, Jumat (29/5).
Menurutnya, penelitian di Telkom University tidak hanya terfokus pada publikasi tapi harus bermuara pada inovasi. Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan kinerja penelitian Tel-U bisa masuk kedalam klaster mandiri sejajar dengan perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
“Alhamdulillah dimasa pandemik ini beberapa penelitian Tel-U telah menghasilkan beberapa inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19, seperti Robot AUMR, Robot Doctor Representative (DOPER), disinfektan chamber, hand washing machine, masker, face shield, dan lain-lain," katanya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi / BRIN, Bambang Brodjonegoro menegaskan saat ini jumlah publikasi di Indonesia di tingkat Asia sudah sangat baik dari segi kuantitas, namun perlu ditingkatkan lagi kualitasnya. “Jumlah publikasi kita di Asia sudah sangat baik dari segi kuantitas, tapi saya harap kualitasnya juga bisa terus ditingkatkan dan yang lebih penting dapat di produksi sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.