REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sejak beberapa hari terakhir, Pemkab Banyumas melalui Dinas Kesehatan setempat intensif melakukan rapid test Covid 19. Rapid test antara lain dilakukan di pasar-pasar tradisional, pertokoan, pesantren, masjid, dan pusat-pusat keramaian lainnya.
Hasilnya, jumlah warga yang hasil rapid testnya reaktif tergolong cukup besar. Bupati Achmad Husein menyebutkan, dalam sehari biasa mencapai 16-35 orang orang yang hasil rapid testnya reaktif. ''Hal ini menyebabkan grafik PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di Banyumas menjadi njengat atau mengalami kenaikan tajam,'' jelasnya, Selasa (2/6).
Dia menyebutkan, dalam kegiatan rapid test yang dilaksanakan, sejauh ini ada sebanyak 7.450-an orang yang menjadi sasaran rapid test. ''Memang tidak semua warga yang ada di pusat-pusat keramaian kita rapid test. Kita ambil sampelnya secara random. Tapi sudah mewakili secara statistik,'' katanya.
Terkait kondisi ini, Bupati meminta agar warga Banyumas tetap mentaati protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Dia menyebutkan, upayanya melakukan rapid test sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi penyebaran Covid 19 di Banyumas.
''Kita tidak diam. Kita intensif melakukan rapid test, justru untuk lebih menjamin keselamatan masyarakat,'' jelasnya.
Terhadap yang hasil rapid testnya reaktif, Bupati menyatakan langsung mengambil tindakan isolasi. Terhadap mereka juga dilakukan swab, untuk diperiksa melalui test PCR. ''Ada yang hasilnya sudah keluar, tapi juga masih ada yang belum keluar,'' katanya.
Berdasarkan data di Gugus Tugas Covid 19 Banyumas, jumlah PDP keseluruhan per 2 Juni 2020 tercatat sebanyak 295 orang. Dari jumlah itu, yang hasil test PCR-nya negatif ada sebanyak 240 orang, 33 orang masih dirawat, 16 meninggal dunia sebelum hasil swab keluar, dan 6 orang masih menunggu hasil test PCR.
Sedangkan untuk pasien yang positif Covid, secara keseluruhan ada sebanyak 65 orang. Dari jumlah itu, 48 orang sembuh, 14 orang masih dirawat, 3 orang meninggal dunia.