REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris kembali membuka tempat-tempat ibadah mulai 15 Juni, dengan menetapkan protokol menjaga jarak dan mengenakan masker. Pembukaan tempat ibadah merupakan langkah ketiga dari peta jalan Pemerintah Inggris untuk mencabut lockdown atau karantina nasional.
Sebelumnya, sejumlah pemuka agama mengajukan permintaan agar tempat-tempat ibadah kembali dibuka setelah aktivitas ekonomi kembali menggeliat. Gugus tugas pemerintah dengan para pemuka agama duduk bersama untuk menggodok rencana membuka kembali tempat-tempat ibadah secara bertahap, dan tetap mengedepankan protokol keamanan untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Terima kasih kepada semua pemimpin agama yang bekerja keras untuk memastikan ini dilakukan dengan aman," ujar Menteri Perumahan, Komunitas, dan Pemerintah Daerah, Robert Jenrick.
Sebelumnya, seluruh tempat ibadah di Inggris dituup pada 24 Maret. Layanan peribadahan dilakukan melalui siaran langsung di televisi maupun streaming di media sosial.
Inggris merupakan salah satu negara di Eropa yang paling terpukul pandemi Covid-19. Inggris memiliki lebih dari 275 ribu kasus dengan korban meninggal melampaui 38 ribu jiwa. Angka itu menempatkan Inggris sebagai negara dengan kasus corona tertinggi keempat di dunia.
Pada 13 Mei , Pemerintah Inggris mulai mengizinkan warganya beraktivitas di luar rumah. Warga Inggris dibolehkan mengunjungi sejumlah tempat umum seperti taman, pantai, dan fasilitas olahraga namun tetap menjaga jarak serta mengenakan masker. Pelonggaran lockdown juga diikuti dengan membuka kembali pertokoan untuk menggeliatkan kegiatan ekonomi.