REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memperkirakan vaksin Covid-19 di Indonesia akan mulai masuk tahap skala produksi pada Februari 2021. Eijkman bekerja sama dengan BUMN Bio Farma untuk memproduksi vaksin itu secara massal.
Peneliti vaksin Covid-19 di lembaga Eijkman Prof. Herawaty Sudoyo mengatakan, kandidat vaksin yang sedang diteliti timnya ditarget rampung pada Oktober 2020. Selanjutnya akan masuk tahap uji klinis dalam periode November 2020 hingga Januari 2021.
"Dan kami harapkan pada Februari 2021, Bio Farma sudah masuk skala produksi," kata Prof Herawaty saat diskusi daring bertemakan 'Adaptasi Normal Baru dari Perspektif Sains, Kesehatan dan Psikologi', Senin (8/6).
Secara global, kata Herawaty mengutip laporan WHO, kini terdapat 10 kandidat vaksin Covid-19 yang paling terdepan. Kesepuluh kandidat itu telah masuk tahap evaluasi klinis. Sebanyak tiga di antaranya bahkan telah masuk tahap uji klinik fase dua atau sudah diujikan kepada manusia.
Tiga kandidat vaksin yang telah masuk fase uji klinik itu, kata dia, dikerjakan di tiga negara. Ketiganya yaitu di Inggris dikerjakan University of Oxford bersama AstraZeneca, di China oleh CanSino Biological Inc bersama Beijing Institute of Biotechnolgy, dan di Amerika Serikat oleh Moderna bersama NAID.
Jika salah satu di antara tiga vaksin berhasil, kata Herawaty, maka akan segera diproduksi massal dan dipasarkan. "Rencananya mereka mau (produksi massal) pada akhir 2021, tapi siapa yang tahu kalau awal atau pertengahan 2021 sudah keluar," ucapnya.