Rabu 10 Jun 2020 16:44 WIB

Twitter Jadikan Hari Afrika-Amerika Libur Perusahaan

Bos Twitter mengatakan hari itu akan jadi hari perayaan, pendidikan, dan berkumpul.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Pendiri Twitter Jack Dorsey. Bos Twitter dan Square mengatakan kedua perusahaan akan menghormati Juneteenth sebagai hari libur kedua perusahaan di Amerika Serikat.
Foto: EPA/ANDREW GOMBERT
Pendiri Twitter Jack Dorsey. Bos Twitter dan Square mengatakan kedua perusahaan akan menghormati Juneteenth sebagai hari libur kedua perusahaan di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bos Twitter dan Square mengatakan kedua perusahaan akan menghormati Juneteenth sebagai hari libur kedua perusahaan di Amerika Serikat.

Jack Dorsey juga mengatakan, Twitter bekerja untuk mengidentifikasi hari-hari mana yang paling masuk akal untuk mengakui akhir perbudakan di negara lain. Hal ini sebagai respon perusahaan atas protes Black Lives Matter.

Baca Juga

Dilansir di BBC pada Rabu (10/6), Juneteenth dirayakan oleh banyak orang Afrika-Amerika pada 19 Juni setiap tahun untuk menandai emansipasi dari perbudakan di AS. Akar Juneteenth, yang juga dikenal sebagai Hari Kemerdekaan dan Hari Yobel, berawal pada 1865, ketika Jenderal Tentara Uni, Gordon Granger tiba di Texas untuk menyebarkan berita Perang Sipil Amerika telah berakhir, bersamaan dengan berakhirnya perbudakan.

Lebih dari dua tahun sebelumnya, Presiden AS saat itu, Abraham Lincoln, telah menandatangani Proklamasi Emansipasi untuk menghapuskan perbudakan. Namun praktik itu berlanjut di beberapa bagian negara di sana setelah perang berakhir.

Hari itu secara tradisional dirayakan oleh acara-acara lokal, termasuk pembacaan Proklamasi Emansipasi, lagu-lagu tradisional, dan pembacaan karya-karya oleh penulis Afrika-Amerika terkemuka.

Bos Twitter, Dorsey, membuat pengumuman dalam serangkaian cuitan, mengatakan hari itu akan menjadi hari untuk perayaan, pendidikan, dan berkumpul. Pekan lalu Dorsey juga mencuit akan membuat sumbangan sebesar 3 juta dolar AS untuk organisasi mantan pemain NFL Colin Kaepernick, Know Your Rights, untuk memajukan pembebasan dan kesejahteraan komunitas minoritas.

Kaepernick terkenal karena telah berlutut selama lagu kebangsaan AS. Ketika itu ia adalah pemain untuk San Francisco 49ers karena memprotes pembunuhan polisi orang Afrika-Amerika. Protesnya banyak dikritik oleh tokoh-tokoh konservatif, termasuk Presiden AS Donald Trump.

Pengumuman itu muncul ketika perusahaan-perusahaan besar AS lainnya telah menyuarakan dukungan mereka untuk protes Black Lives Matter atas keadilan rasial setelah kematian pria Afrika-Amerika George Floyd oleh seorang polisi AS.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement