Kamis 11 Jun 2020 02:03 WIB

Legislator: Waspadai Ideologi Asing Manfaatkan Pandemi Covid

Legislator minta semua pihak waspadai adanya ideologi asing yang manfaatkan pandemi.

Dede Macan Yusuf Effendi
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Dede Macan Yusuf Effendi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan Effendi meminta semua pihak untuk mewaspadai adanya penumpang gelap ideologi asing yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila di tengah masyarakat.

"Kita sebagai warga negara harus tetap awas dan waspada untuk mencegah masuknya ideologi impor itu ke masyarakat awam," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/6).

Baca Juga

Dede Yusuf melanjutkan, seluruh komponen bangsa harus terus menyosialisasikan dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila itu kepada masyarakat awam. Karena, menurutnya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menyebarkan ideologi juga terjadi di seluruh dunia. Ketika ada kondisi tanggap darurat, ada yang memanfaatkan kesempatan tersebut.

Meski saat ini, lanjut dia, ideologi-ideologi asing atau impor tersebut sampai saat ini tidak terlalu kelihatan di masyarakat. "Orang awam menurut saya tidak mendalami dan tidak memahami adanya ancaman itu," tegasnya.

Ia juga mengatakan, Indonesia memiliki kesulitan tersendiri untuk memantau setiap pergerakan orang yang mungkin saja membawa ideologi lain karena wilayah kepulauan yang demikian luas dan populasi penduduk nomor 4 di dunia. Meskipun demikian, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut yakin Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia lebih jeli melihat adanya perang ideologi transnasional, khususnya di media sosial (medsos).

"Hanya pesan saya kepada pemerintah jangan anti-dikritik. Karena saat ini orang dengan keterbatasan yang ada pasti keluh kesahnya banyak, nah, kita harus menjawab hal itu dengan menjelaskan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Jangan setiap orang yang mengkritik, lalu besoknya, katakanlah dia diproses, jangan sampai seperti itu," katanya.

Ia menegaskan bahwa ideologi asing itu pada akhirnya akan tetap kalah melawan Pancasila. Hal ini dikarenakan sejak awal Pancasila telah menjadi ruh dari bangsa Indonesia itu sendiri. Apalagi Pancasila ini mencerminkan sikap semangat gotong royong dan saling membantu antarsesama warga negara dan umat manusia sehingga masyarakat bangsa Indonesia hingga saat ini masih tetap kuat dan bersatu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement