Ahad 14 Jun 2020 06:51 WIB

Demonstran Sayap Kanan dan Kiri Bentrok di London

Demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London.
Foto: Neil Hall/EPA
Demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk bentuk premanisme rasis. Pernyataan ini muncul setelah demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London, Sabtu (13/6).

"Premanisme rasis tidak memiliki tempat di jalan-jalan kita. Siapa pun yang menyerang polisi kita akan bertemu dengan kekuatan penuh dari hukum," kata Johnson di Twitter.

Baca Juga

Perkelahian terjadi antara kedua kelompok di luar stasiun Waterloo, dengan kembang api dilemparkan sebelum polisi menutup area. Di jembatan terdekat, batu dilemparkan ke arah polisi. Pertempuran sporadis berlanjut di beberapa bagian pusat kota.

Sebelum hari itu, sekelompok kecil pemrotes berdesak-desakan dan melemparkan botol dan kaleng di Trafalgar Square. Kelompok-kelompok sayap kanan meneriakkan cemoohan rasial pada para demonstran anti-rasisme. Beberapa mencoba menggunakan penghalang kecelakaan dari logam untuk menerobos batas polisi.

Di sekitar Parliament Square, ratusan orang yang mengenakan kaos sepak bola,mengidentifikasikan diri sebagai patriot. Mereka meneriakkan "Inggris, Inggris" berkumpul bersama para veteran militer untuk menjaga peringatan perang Cenotaph.

Kelompok sayap kanan mengatakan ingin mempertahankan budaya Inggris khususnya monumen bersejarah. Aksi ini terjadi setelah pencopotan paksa patung pedagang budak abad ke-17 di kota pelabuhan Bristol selama protes anti-rasisme akhir pekan lalu.

"Budaya saya diserang. Ini adalah budaya dan sejarah bahasa Inggris saya: mengapa Churchill harus ditutup? Mengapa Cenotaph diserang? Itu tidak benar," kata salah satu pengunjuk rasa, David Allen.

Churchill dikagumi oleh banyak orang karena perannya dalam mengalahkan Nazi Jerman. Beberapa orang dalam gerakan anti-rasisme telah menyerukan lebih banyak pengawasan terhadap warisan budaya, mencatat bahwa dia mengekspresikan pandangan rasis dan anti-Semit.

Polisi Metropolitan mengatakan telah menangkap lebih dari 100 orang. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelanggaran termasuk gangguan kekerasan dan penyerangan terhadap polisi. Sebanyak enam petugas dilaporkan menderita luka ringan dan layanan ambulans mengatakan telah merawat 15 orang.

"Jelas bahwa kelompok sayap kanan menyebabkan kekerasan dan kekacauan di London pusat, saya mendesak orang untuk menjauh," kata Wali Kota London, Sadiq Khan, di Twitter.

Polisi telah memberlakukan pembatasan dalam melakukan aksi unjuk rasa. Petugas keamanan menyerukan agar semua demonstrasi berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat dan mendesak orang untuk membubarkan diri.

Penyelidikan pun akan dilakukan oleh polisi setelah foto seorang pria buang air kecil di peringatan PC Keith Palmer muncul di media sosial. Palmer merupakan seorang perwira polisi, ditikam hingga mati dalam serangan di luar Parlemen pada 2017.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement