Senin 15 Jun 2020 13:19 WIB

Menteri PPPA: RUU Pemilu Wajib Perkuat Suara Perempuan

Keterwakilan perempuan bukan tujuan akhir, melainkan bagian proses. 

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyebut, pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum (RUU Pemilu) merupakan momentum memastikan keterwakilan perempuan di tingkat legislatif. Bintang menarget, kebijakan dan program berperspektif gender dalam menghadapi Pemilu 2024.

Kementerian PPPA mengawal pembahasan RUU Pemilu sekaligus peningkatan kapasitas dan dukungan Partai Politik terhadap calon legislatif (caleg) perempuan. Dengan inilah, maka akan terwujudnya afirmasi keterwakilan perempuan.

“Tujuan jangka panjang ini bukan sekadar memenuhi target banyaknya jumlah perempuan, tetapi munculnya kebijakan dan program yang berperspektif gender," kata Bintang dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Ahad, (14/6).

Bintang optimis terciptanya kebijakan yang bermanfaat bagi pembangunan perempuan jika keterwakilan perempuan lebih banyak di tingkat legislatif.

"Ini didasari representasi pengalaman hidup dan kondisi nyata perempuan," sebut Bintang.

Sebelumnya, Kementerian PPPA menerbitkan Peraturan Menteri PPPA Nomor 10 Tahun 2015 tentang Grand Design Peningkatan Keterwakilan Perempuan di DPR, DPD, dan DPRD pada Pemilu Tahun 2019. Grand design tersebut dikembangkan menjadi Grand Design Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Legislatif dan Pengambilan Keputusan Menuju Planet 50:50 Gender Equality 2030.

Untuk mewujudkannya, Kementerian PPPA merangkul berbagai stakeholder dari tingkat pusat hingga kabupaten. Adapun untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan perempuan dari akar rumput, sejak 2018 diadakan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan Perdesaan.

"Keterwakilan perempuan bukan tujuan akhir, melainkan bagian proses agar kebijakan yang dibuat berperspektif gender," ucap Bintang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement