REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan akan menguji apakah obat eksperimental dapat mencegah pembekuan darah yang berpotensi mematikan, terkait dengan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Uji coba yang didanai oleh British Heart Foundation ini akan meneliti teori bahwa gumpalan muncul akibat ketidakseimbangan hormon menyusul adanya infeksi virus.
Ini menjadi salah satu dari beberapa obat yang sedang diuji coba untuk mencegah efek terburuk Covid-19. Sepertiga dari pasien infeksi virus corona jenis baru yang dirawat di rumah sakit dilaporkan mengalami pembekuan darah yang berbahaya.
Dilansir BBC, obat TRV027 berfungsi untuk menyeimbangkan kembali hormon yang terlibat dalam tekanan darah, air, dan garam. Tim ilmuwan dari Imperial College London, yang terlibat dalam uji coba, menduga bahwa ketika virus memasuki tubuh, terdapat enzim yang digunakan sebagai seperti pegangan untuk masuk ke dalam sel.
Tetapi ini menonaktifkan enzim, yang memainkan peran penting dalam menyeimbangkan hormon kunci. Ketika tidak seimbang, darah bisa menjadi lengket, di mana kondisi ini menyebabkan pembekuan.
Peneliti berteori bahwa TRV027 dapat berperan untuk memainkan peran penyeimbangan kembali ini. Banyak perawatan yang diujicoba untuk mengobati fokus Covid-19, dalam respons terhadap peradangan tubuh.
Tetapi ketidakseimbangan hormon adalah masalah yang sangat berbeda. Ini dapat memberi petunjuk untuk pertanyaan mengapa beberapa orang dapat mengalami kondisi yang sangat parah saat terserang Covid-19, namun ada juga yang tidak.
Pembekuan darah juga bisa menjelaskan mengapa Covid-19 tampaknya secara khusus memengaruhi orang-orang yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular meskipun menderita penyakit pernapasan. Penyakit infeksi virus corona jenis baru diilai sangat kompleks karena memengaruhi banyak sistem tubuh.
Sekitar 60 pasien akan diberikan obat percobaan baru atau plasebo mulai bulan depan. Ini telah terbukti aman pada pasien dengan gagal jantung akut, meski tidak efektif sebagai pengobatan untuk kondisi ini.
TRV027 hanyalah salah satu dari beberapa obat yang diuji coba untuk meringankan efek terburuk Covid-19 atau membantu tubuh melawannya. Setidaknya 10 obat anti-virus yang berbeda, termasuk lopinavir/ritonavir untuk HIV juga sedang diuji.
Hingga saat ini, belum ada obat yang terbukti benar-benar efektif digunakan, meski masih ada harapan beberapa dapat digunakan bersama untuk meringankan Covid-19. Remdesivir, obat yang telah menunjukkan efek yang menjanjikan, bekerja dengan menyerang enzim yang dibutuhkan virus agar dapat bereplikasi di dalam sel-sel tubuh.
Sementara itu plasma, bagian cair dari darah diambil dari orang yang telah pulih dari Covid-19 juga dapat membantu, yakni dengan cara memberi orang sakit yang belum menemukan antibodi yang tepat untuk melawan virus. Sejumlah perawatan lain juga berfokus pada respons inflamasi berbahaya tubuh dalam pertempuran melawan penyakit, yang dikenal sebagai sindrom pelepasan sitokin.