Rabu 17 Jun 2020 09:23 WIB

IHSG Menguat Ditopang Sentimen Global

IHSG berpotensi menguat terbatas hingga penutupan perdagangan nanti.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6). Indeks saham menguat sebesar 0,3 persen ke level 5.005,86.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6). Indeks saham menguat sebesar 0,3 persen ke level 5.005,86.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6). Indeks saham menguat sebesar 0,3 persen ke level 5.005,86. Namun tidak lama berselang, IHSG berbalik arah ke zona merah dan kembali ke level 4.900.

Kepala Riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma, melihat IHSG berpotensi menguat terbatas hingga penutupan perdagangan nanti. Secara global, ada sejumlah sentimen positif yang bisa menopang penguatan IHSG. 

Baca Juga

Pertama adalah data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang mengalami kenaikan pada bulan Mei sebesar 17,7 persen. "Hal tersebut menandakan ekonomi AS berjalan lebih tinggi dari harapan," kata Suria Dharma dalam risetnya, Rabu (17/6). 

Faktor positif kedua adalah stimulus moneter terbaru dari The Fed dengan menyiapkan 1 triliun dolar AS untuk pengembangan infrastruktur. Hal tersebut melengkapi stimulus sebelumnya, dimana The Fed berencana untuk membeli obligasi swasta dari pasar sekunder. 

Kemudian, Suria melihat, sentimen lain datang dari kabar penemuan obat Covid-19. Sebuah uji coba menemukan bahwa Dexametasone mampu menjadi obat yang efektif untuk mengurangi tingkat kematian bagi penderita Covid-19.

Namun, Suria menilai, bursa global juga dibayangi oleh sentimen negatif dari China. Kemunculan klaster-klaster kasus Covid-19 baru di Beijing membuat Pemerintah China membatasi perjalanan warganya. 

Selain itu, sentimen lainnya adalah kabar dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan menurunkan prediksi ekonomi global. Sebelumnya IMF menyatakan ekonomi global akan terkontraksi 4 persen secara year on year pada 2020 ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement