REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lukman Hakiem, Peminat Sejarah, staf ahli Wapres Hamzah Haz, staf M Natsir, dan mantan anggota DPR
Inlah arsip tentang kesan Mohammad Hatta, tentang Pidato Mohammad Yamin 29 Mei 1945. Selain itu juga terkait gagasan atau ide Sukarno tentang Pancasila. Sumber arsip ini mengacu pada buku yang ditulis Mohammad Hatta dan kawan-kawan, bertajuk "Uraian Pancasila Dilengkapi dengan Dokumen Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945", Jakarta. Buku ini diterbitkan Penerbit Mutiara, tahun 1980.
Begini tulisan itu:
Prof. Mr. Soenario: bertanya tentang hari lahir Pancasila, apakah benar 1 Juni 1945? Pertanyaan ini adalah dalam hubungan karena dalam buku Prof. Yamin, Naskah Persiapan Penyusunan UUD Tahun 1945, Yamin mengucapkan pidato pada tanggal 29 Mei 1945 antara lain isinya mirip Pancasila.
Bung Hatta: Tidak benar. Yamin itu agak licik. Sebenarnya pidato itu yang diucapkan dalam sidang Panitia Kecil. Bung Karno-lah satu-satunya yang tegas-tegas mengusulkan filosofische grondslag untuk negara yang akan dibentuk; yaitu lima sila yang disebut Pancasila, hanya urutannya sila Ketuhanan ada di bawah.
Prof. Mr. Sunario: Bung Karno mengatakan bahwa beliau adalah salah satu penggali Pancasila. Saya kira ini benar.
Bung Hatta: Mungkin saja, tetapi yang jelas Bung Karno banyak mendapat ilham. Ya, memang demikian halnya. Misalnya saja asas Ketuhanan dari pihak PSII merupakan asas perjuangan partai.
Prof. Mr. A. Subardjo: Itu duduknya persoalan bagaimana? Mengapa Yamin seolah-olah dianggap juga ilham Pancasila?
Bung Hatta: Oleh karena Panitia Sembilan merumuskan Pendahuluan (Preambule), Bung Karno menanya panjang atau pendek dan meminta Yamin mengarang agak panjang, karenanya mirip sekali dengan pidato Bung Karno.
Prof. Mr. Sunario: Ya. Mirip sekali.
Drs. Pratignyo: Lalu itu dimasukkan dalam bukunya.
Bung Hatta: Ya. Dalam buku yang disebut Naskah Persiapan UUD 1945, Pancasila itu dimasukkan di sana (pidato 29 Mei 1945). Tahu saya, pidato Pancasila yang pertama kali itu Bung Karno. Bukan Yamin. Kalau dia lebih dulu, tentu saya ingat bahwa itu ulangan. Yamin bicara hari pertama, saya hari kedua. Itulah kelicikan Yamin, (pidatonya) dimasukkan di sini.
Prof. Mr. A. G. Pringgodigdo: Pak Yamin itu pintar nyulap kok.
Bung Hatta: Dalam buku Yamin itu pidato saya tidak dimuat bukan? Yang dimuat punya Yamin, Bung Karno, Supomo saja.
Prof. Mr. Sunario: Sampai (buku Yamin) ini menjadi pegangan. Sampai saya sendiri confused.
Bung Hatta: Waktu saya di Makassar ada mahasiswa yang menyatakan bahwa salah jika menyebutkan Pancasila dan UUD 1945 dari Bung Karno. Itu kan (dari) Yamin. Dari mana kau tahu? Bacalah buku Yamin, katanya. Buku itu tidak benar, kata saya. Yamin memang ditugaskan Bung Karno membuat Pendahuluan (Preambule). Dibuatnya panjang, tetapi ditolak!
****
Misteri pidato Yamin ini masih terjadi sampai kini. Uniknya, Bung Karno sendiri kemudian 'merestui' atau tidak ada keberatan dengan terbitnya buku notulensi rapat BPUPKI tersebut. Dan di kemudian hari, yakni semasa Akbar Tanjung menjadi menteri Sektrataris Negara ada tambahan baru dalam notulensi rapat BUPKI itu.
Hal itu adalah adanya tambahan arsip berupa notulensi pidato soal dasar negara dari Ki Bagus Hadikusumo dalam rapat BPUPKI Pidato ini berasal dari arsip yang disimpan putra Ki Bagus yang kala itu menjadi perwira TNI Angkatan Laut.