REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kelompok pembelot Korea Utara (Korut) pada Kamis (18/6) menyiapkan ratusan botol yang berisi beras, obat-obatan, dan masker medis. Botol-botol tersebut akan dilemparkan ke perairan di dekat perbatasan.
Kepala kelompok pembelot Korut Kuensaem, Park Jung-oh, mengatakan mereka berkumpul di sebuah taman kecil di Seoul untuk mengisi botol ukuran dua liter dengan 1,5 kilogram beras. Total beras yang dimasukkan ke dalam botol tersebut mencapai 700 kilogram.
Botol dengan isi beras itu akan mulai dikirim pada Ahad (21/6) mendatang. Park mengatakan, Kuansaem telah mengirimkan botol-botol tersebut ke Korut dua kali sebulan selama lima tahun terakhir. Pengiriman pada Ahad nanti menandai bahwa kelompok itu telah mengirim bantuan sebanyak 108 kali.
"Kami melakukan ini sebagai bantuan kemanusiaan di antara mereka yang memiliki nilai yang sama. Jadi apa pun yang dikatakan Korea Utara, kami akan terus membantu mereka yang berada dalam situasi sulit, orang tua, dan para korban," kata Park.
Pihak berwenang Korea Selatan (Korsel) bergerak untuk menghentikan operasi semacam itu. Park mengatakan pemerintah Korsel termasuk petugas kepolisian sudah lama mengetahui operasi kelompok Kuansaem. Park mengatakan dia belum pernah dihubungi oleh pihak berwenang Korsel sejak melakukan aksi pengiriman bantuan melalui botol.
"Saya tidak tahu mengapa Kementerian Unifikasi mengolok-olok kita semua. Pemerintah (Korea Selatan), polisi Gangwha, polisi maritim dan militer, semua tahu tentang kami," kata Park sambil menurunkan muatan beras dan botol dari truk putihnya.
Beberapa kelompok pembelot secara teratur mengirim brosur melewati perbatasan. Selain brosur mereka juga mengirim makanan, uang senilai satu dolar AS, radio mini, dan USB yang berisi drama serta berita tentang Korsel. Sebagian besar paket tersebut dikirim dengan menggunakan balon melalui udara atau botol yang dihanyutkan di laut dekat perbatasan.
Korsel akan melakukan tindakan hukum terhadap kelompok pembelot. Korsel berpendapat, aksi mereka mengirimkan bantuan adalah tindakan propaganda lintas perbatasan. Hal ini dapat meningkatkan ketegangan dengan Korut dan menimbulkan risiko bagi orang-orang yang tinggal di dekat perbatasan.