Jumat 19 Jun 2020 17:51 WIB

Kampus Didorong Lakukan Rapid Test Massal

Rapid test massal di kampus didorong demi mencegah penularan Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Rapid test massal di kampus didorong demi mencegah penularan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: ANTARA /M Agung Rajasa
Rapid test massal di kampus didorong demi mencegah penularan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mendukung dan mendorong pihak perguruan tinggi melakukan rapid test massal di lingkungan kampus masing-masing. Hal ini sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 di daerah tersebut.

Andi Sudirman mengatakan, apa yang dilakukan Universitas Hasanuddin yakni melakukan rapid test massal akan memudahkan dalam upaya perlambatan kasus Covid-19. "Semua perlu melakukan (rapid test massal) karena solusi kita itu adalah bagaimana dapat mengetahui yang terpapar agar tidak semakin luas (dilakukan karantina)," katanya usai melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 bersama KPID secara virtual di Kantor Gubernur, Jumat.

Baca Juga

Ia menjelaskan, salah satu upaya pencegahan yang lebih efektif adalah dapat mengetahui kondisi masyarakat, apakah terpapar atau tidak. Jika ada informasi, maka tentu bisa dilakukan tindakan nyata untuk memutus mata rantai penyebarannya.

Pemprov juga siap membantu dengan memberikan peralatan rapid test kepada pihak kampus yang ingin melakukan rapid test massal. "Kita sudah lakukan yakni permintaan STPP Gowa. Kita berikan sekitar 300 rapid test. Begitupun di masyarakat, kita turun juga di kabupaten dan kota," ujarnya.

Universitas Hasanuddin menggelar rapid test massal untuk melakukan pra deteksi dini COVID-19 yang dilakukan selama dua hari yaitu 16 dan 17 Juni 2020 di enam titik di lingkungan Kampus Unhas. Kebijakan rapid Test ini merupakan instruksi rektor kepada Tim Satgas Covid-19 Unhas dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Ia menjelaskan, untuk keperluan tes massal ini Unhas meminta 1.870 alat rapid test kepada Dinas Kesehatan. “Jika kita mengetahui bahwa ada orang yang mempunyai gejala, maka kita bisa mengambil tindakan memutus rantai sebaran. Jangan takut dan jangan khawatir dengan berita-berita hoaks," kata Ketua Tim Satgas Covid-19 Unhas yang juga merupakan Dekan FK Unhas, Budu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement