REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol mulai membuka sebagian besar perbatasan dengan negara-negara Eropa lainnya pada Ahad (21/6). Hal ini menandai berakhirnya pemberlakuan keadaan darurat terkait pandemi virus corona atau Covid-19.
Spanyol telah membuka perbatasan untuk semua negara Uni Eropa, kecuali Portugal dan negara-negara anggota Shengen termasuk Inggris. Spanyol telah menghapus perintah karantina mandiri kepada para pendatang.
"Kami akan mengizinkan pengunjung Inggris untuk memasuki Spanyol seperti daerah Uni Eropa atau Schengen lainnya mulai 21 Juni secara bebas dan tanpa perlu karantina," kata Menteri Luar Negeri, Arancha Gonzalez Laya.
Banyak warga Spanyol yang akan melakukan perjalanan untuk mengunjungi teman, kerabat, maupun keluarga di daerah lain setelah menjalani lockdown selama kurang lebih dua bulan. Sejumlah penumpang mulai memadati bandara internasional Madrid, Adolfo Suarez-Barajas untuk bepergian.
Pihak bandara tetap menerapkan protokol pencegahan virus corona seperti memindai suhu tubuh, dan penumpang harus memberikan surat keterangan asal mereka. Tak hanya itu, para pendatang diminta untuk memberikan alamat mereka selama tinggal di Spanyol.
"Situasi saya sedikit rumit karena istri saya tinggal di Italia dan saya tinggal di Spanyol sehingga kami belum pernah bertemu selama empat bulan," ujar seorang penumpang, Alberto Bos.
Spanyol akan membuka perbatasan dengan negara tetangga, Portugal pada 1 Juli mendatang. Dalam pidatonya, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengapresiasi seluruh warga Spanyol yang telah mematuhi perintah untuk tinggal di rumah dan menjalani pembatasan sosial cukup ketat.
Dia memperingatkan kepada seluruh warga agar tetap waspada dengan kemungkinan datangnya gelombang kedua pandemi virus corona.
Spanyol telah mencatat lebih dari 245.000 kasus virus corona, dengan lebih dari 28 ribu kematian. Spanyol telah mengurangi pembatasan sosial secara bertahap dalam beberapa minggu terakhir.