Senin 22 Jun 2020 11:07 WIB

Pabrik Pepsi Beijing Setop Operasional Akibat Temuan Covid

Operasional pabrik Pepsi dihentikan setelah adanya delapan kasus baru Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Virus corona (ilustrasi). Operasional pabrik Pepsi Beijing dihentikan setelah adanya delapan kasus baru Covid-19.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Operasional pabrik Pepsi Beijing dihentikan setelah adanya delapan kasus baru Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Industri makanan dan minuman ringan PepsiCo cabang Beijing, China, yang khusus memproduksi keripik berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Operasional dihentikan sementara setelah adanya delapan kasus baru Covid-19 guna menjamin keamanan produk.

Dua dari delapan pasien tersebut diketahui telah melakukan aktivitas di Pasar Induk Xinfadi, klaster baru Covid-19 yang memaksa Pemerintah Kota Beijing bekerja keras menghadapi serangan gelombang kedua.

Baca Juga

Pada saat seorang karyawan bagian produksi Lay's (makanan ringan jenis keripik) terkonfirmasi positif, Senin (15/5) lalu, PepsiCo langsung menangguhkan kegiatan operasional. Semua stok telah disegel dan semua kendaraan yang mengarah ke luar dilarang beroperasi. Demikian keterangan Fan Zhimin dari departemen kehumasan PepsiCo di China, kepada pers di Beijing, Ahad (21/6).

Menurut dia, perusahaan yang didirikan di North Carolina, Amerika Serikat itu telah mengambil tindakan untuk menjamin keamanan produknya. Sementara beberapa pabrik PepsiCo yang memproduksi minuman ringan di berbagai wilayah di China, termasuk Beijing, tidak ditemukan kasus Covid-19.

Di luar pabrik yang berada di Distrik Daxing, Kota Beijing, Pepsi juga punya pabrik keripik di Kota Wuhan dan Kota Shanghai. Setelah Pemkot Beijing dan PepsiCo mengeluarkan pernyataan pers pada Ahad, para konsumen di China mengingatkan kewaspadaannya via daring terhadap produk-produk Pepsi, terutama kola dan keripik.

Beberapa di antara warganet juga mengingatkan agar mereka yang telah mengonsumsi produk-produk tersebut akhir-akhir ini untuk menjalani tes asam nukleat. Beberapa konsumen bahkan ada yang membuang produk Pepsi karena takut terkontaminasi Covid-19 dan sebagian juga ada yang membeli produk kompetitor.

Beberapa swalayan masih memajang keripik tersebut, termasuk yang diproduksi di Shanghai dan keripik rasa bebek Peking yang diproduksi di Beijing, demikian laporan Global Times.

PepsiCo dilaporkan telah melakukan pembersihan dalam skala besar di kantin, ruang ganti pakaian, ruang cuci tangan, kamar kecil, dan ruang produksi pada 15-20 Juni. Semua karyawan juga telah dikarantina sejak 15 Juni dan telah menerima tes asam nukleat pada hari berikutnya.

Pada 20 Juni sebanyak 480 karyawan telah dikirim ke pusat-pusat karantina. Semua hasil tesnya negatif. Pada saat yang sama karyawan yang tinggal di apartemen perusahaan juga telah diobservasi.

Hingga Sabtu (20/6), sebanyak 87 orang yang kontak dekat dengan para karyawan positif dikarantina di tempat-tempat yang telah ditentukan. "PepsiCo wajib memberikan penjelasan kepada konsumennya kenapa hal itu bisa terjadi," kata Yan Qiang, pengamat perilaku konsumen barang kebutuhan pokok dari Hejun Consulting.

Produk PepsiCo dinikmati para pelanggan hingga satu miliar kali dalam sehari di lebih dari 200 negara. PepsiCo meraih pendapatan bersih lebih dari 67 miliar dolar (Rp 972 triliun) selama 2019 yang dihasilkan dari beberapa produk makanan dan minuman seperti Frito-Lay, Gatorade, Pepsi-Cola, Quaker, dan Tropicana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement