Selasa 23 Jun 2020 10:31 WIB

Muslim Covid-19 Kehabisan Ruang Pemakaman di New Delhi

New Delhi hanya mengizinkan enam lokasi pemakaman khusus korban Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Covid-19 Kehabisan Ruang Pemakaman di New Delhi. Ilustrasi Pemakaman
Foto: Foto : MgRol_94
Muslim Covid-19 Kehabisan Ruang Pemakaman di New Delhi. Ilustrasi Pemakaman

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Muslim di kota New Delhi, India menghadapi masalah ketersediaan pemakaman seiring tingginya angka kematian akibat Covid-19. Keluarga pasien Muslim mengeluhkan sulitnya mencari makam.

Delhi memang punya beberapa kompleks pemakaman di seantero kota. Namun pemerintah setempat hanya mengizinkan enam lokasi pemakaman khusus korban Covid-19.

Baca Juga

Perinciannya, dua areal makam di sebelah barat kota, tiga di bagian selatan dan satu di sebelah utara. Dua makam di barat, Taman Shastri dan Mulla Colony sudah tak menerima jenazah lagi karena kehabisan tempat.

"Areal pemakaman di Shastri Park menerima lebih dari 100 jenazah dalam dua bulan, tersebar di lahan satu ekar (4.046 meter) hingga tak bisa menerima jenazah lagi," kata pengelola makam, Suleman Ali dilansir dari Outlook India, Selasa (23/6).

Ali menyebut telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan berkoordinasi ke pemda setempat. Namun, upanya belum membuahkan hasil.

"Kami sudah meminta pemerintah untuk memberi lahan satu ekar lagi untuk perluasan makam, tapi kami masih menunggu persetujuan," ucap Ali.

Sedangkan pengelola makam Mulla Colony, Mohammad Vakil turut mengeluhkan hal serupa soal keterbatasan lahan pemakaman. Vakil menekankan pemakaman yang diurusnya sudah nyaris penuh. Bahkan Mulla Colony tinggal menyisakan lahan kurang dari satu ekar setelah menerima 17 jenazah bulan ini.

"Solusinya bisa dengan menaikkan permukaan tanah dengan penimbunan tanah setidaknya tiga kaki (satu meter). Biasanya kami gali makam lima kaki, tapi tiga kaki permukaan baru cukup bisa membuat kami bekerja lagi," ujar Vakil. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement