Rabu 24 Jun 2020 05:35 WIB

Kuartal II, Ekonomi DIY Diprediksi Minus 0,21 Persen

Bangkitnya sektor pariwisata punya andil signifikan terhadap ekonomi di Yogyakarta.

Red: Friska Yolandha
Warga setempat bermain papan selancar saat sepi pengunjung di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (7/4). Penutupan Pantai Parangtritis sejak 21 Maret ini sebagai upaya pencegahan penyerbaran pandemi covid19
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Warga setempat bermain papan selancar saat sepi pengunjung di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (7/4). Penutupan Pantai Parangtritis sejak 21 Maret ini sebagai upaya pencegahan penyerbaran pandemi covid19

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di DIY mengalami kontraksi hingga 0,21 persen pada kuattal II tahun ini. Pelemahan ekonomj ini dksebabkan oleh pandemi Covid-19.

"Kami proyeksikan kontraksinya lebih dalam minus 0,21 persen, bahkan mungkin lebih dalam lagi," kata Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Andi Adityaning Palupi di Kantor Dinas Pariwisata DIY, Yogyakarta, Selasa (23/6).

Baca Juga

Menurut Andi, kontraksi pertumbuhan ekonomi DIY dimulai sejak kasus Covid-19 muncul di Indonesia pada 15 Maret 2020. Kasus ini kemudian diikuti kebijakan jaga jarak fisik dan peringatan perjalanan dari berbagai negara.

Kondisi saat itu membuat pertumbuhan ekonomi DIY mengalami kontraksi 0,7 persen pada kuartal I 2020. Menurut dia, belum bangkitnya sektor pariwisata memiliki andil cukup signifikan terhadap sektor ekonomi lain di DIY. Pasalnya, sektor ini mampu berkontribusi hingga mencapai 55,3 persen dari total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) DIY.