Kamis 25 Jun 2020 02:44 WIB

UI Serahkan Ventilator Covent-20 ke BNPB

Ventilator UI yang diserahkan tersebut merupakan hasil riset multidisiplin.

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D menyerahkan secara simbolis Ventilator COVENT-20 kepada Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D, di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6).
Foto: istimewa
Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D menyerahkan secara simbolis Ventilator COVENT-20 kepada Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D, di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D menyerahkan secara simbolis Ventilator COVENT-20 kepada Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D, di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6).

Penyerahan Covent-20 dihadiri pula oleh Ketua MWA UI, Saleh Husin; Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, Dekan Fakultas Teknik (FTUI), Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng.; Dekan Fakultas Kedokteran (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB., Ketua Tim Ventilator UI, Dr. Basari, S.T., M.Eng. beserta tim, dan Ikatan Alumni FTUI (ILUNI FTUI).

Baca Juga

"Ventilator UI yang diserahkan tersebut merupakan hasil riset multidisiplin yang dilakukan oleh para akademisi, terutama akademisi dari FKUI dan FTUI, untuk membantu penanganan pandemik COVID-19 sebagai wujud kemandirian produksi alat kesehatan dalam negeri," ujar Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D.

Penyerahan ini mewakili 300 ventilator Covent-20 yang akan didistribusikan kepada lebih dari 180 rumah sakit rujukan COVID-19 dan rumah sakit di seluruh Indonesia melalui skema donasi. Pendistribusian diharapkan selesai pada akhir Juni 2020.

"Angka 300 unit tentunya masih jauh dari kebutuhan pemenuhan ventilator di Indonesia. Partisipasi semua kalangan tentunya sangat diharapkan demi percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia," terang Ari.

Dia menuturkan, pandemi Covid-19 merupakan permasalahan yang kompleks. Pandemik ini merupakan masalah multidimensi, tidak hanya berdampak pada permasalahan kesehatan melainkan juga ekonomi hingga masalah sosial dan budaya, sehingga memerlukan mitigasi dan adaptasi lintas ilmu untuk mencari solusinya.

"Inovasi Covent-20 adalah contoh nyata penerapan kolaborasi yang dinamis, yang melibatkan dua fakultas yang ada di UI, yaitu Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik. UI telah terlibat dalam penanganan Covid-19 mulai dari menerjunkan relawan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI di RSUI yang merupakan rumah sakit penanganan Covid-19," jelas Ari.

Lanjut Ari, ada juga Fakultas Farmasi yang secara mandiri membuat hand sanitizer di laboratoriumnya, dan kemudian mendonasikannya. Pada bidang ilmu sosial humaniora, UI juga menghasilkan ragam policy brief atau sumbangan pemikiran, bagaimana COVID-19 dapat ditangani.

"Saya juga menyampaikan bahwa proses hulu hingga hilir yang dilalui Covent-20 dapat menjadi contoh model keterlibatan pentahelix. Menurut saya, mulai dari pemodelan, purwarupa hingga proses uji klinis dan hilirisasi ventilator Covent-20 melibatkan banyak pihak," terangnya.

Menariknya, lanjut dia lagi, terdapat keterlibatan pemerintah dalam hal ini Kementerian Ristek/BRIN yang memberikan dukungan pendanaan. Ini pemodelan menarik, karena bukan hanya perguruan tinggi yang mendanai. Semangat kolaborasi pentahelix tercipta, baik itu antara perguruan tinggi, pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat dan media. Model ini bisa diaplikasikan pada proyek berikutnya untuk menangani permasalahan negara.

Covent-20 adalah Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya yang dikembangkan oleh Tim Ventilator UI. Covent-20 telah dinyatakan lulus uji klinis manusia untuk mode ventilasi CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dari Kementerian Kesehatan RI pada 15 Juni 2020. Selain itu, Covent-20 juga telah memperoleh Izin Edar dari Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, pada 19 Juni 2020.

Saat ini, Covent-20 diproduksi oleh beberapa mitra produsen Alat Kesehatan (Alkes) diantaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT PINDAD. Produksi Covent-20 dilakukan dengan skema penggalangan donasi dari beberapa perusahaan, komunitas masyarakat dan alumni UI di bawah koordinasi Iluni FTUI.

"Tim Pengembang Ventilator UI merupakan kolaborasi dari para peneliti di FTUI dan FKUI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik," tegas Ari.

Menristek/Kepala BRIN, Prof. Bambang Brodjonegoro, memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi sivitas akademika UI khususnya para inovator yang telah bekerja keras mendukung pemerintah menangani Covid-19.

"Covent-20 merupakan bukti kerja keras peneliti dan inovator UI yang telah berhasil melahirkan ventilator yang didesain dan diproduksi di Indonesia dalam tempo tiga bulan terakhir. Saat ini sudah ada lima ventilator yang mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan telah siap pakai oleh rumah sakit, salah satunya Covent-20," jelas Bambang.

Apa yang dilakukan UI, lanjut Bambang, sangat membanggakan kami, mengingat, insan dari dunia pendidikan tinggi, dunia penelitian, dalam waktu yang relatif singkat mampu menghasilkan hal yang tidak mampu dibayangkan sebelumnya, karena sebelumnya, belum pernah membuat ventilator.

"Kami juga mengapresiasi penggunaan local content pada komponen Covent-20 yang merupakan produk dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN mencapai 70 persen," terang Bambang.

Dia menambahkan, yang membanggakan,  dan melegakan, ventilator ini juga berhasil dibuat dengan kolaborasi berbagai pihak, yaitu, melibatkan kerja sama lintas fakultas, melibatkan dukungan alumni dan menggandeng filantropis untuk membiayai baik dari proses pembuatan hingga produksi dan distribusi dengan metode crowdfunding, sehingga nantinya ventilator siap diproduksi dan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"Ristek/BRIN memberikan dukungan penuh, baik pendanaan semasa pengembangan maupun dukungan untuk bisa mendistribusikan alat ini kepada pemakai yang membutuhkan," tutur Bambang. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement