Kamis 25 Jun 2020 10:20 WIB

Harga Minyak Anjlok Saat AS Capai Rekor Penyimpanan

Penurunan harga juga terjadi akibat peningkatan kasus Covid-19 di dunia.

Red: Friska Yolandha
Siluet kilang minyak di Oakley, Kansas, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Charlie Riedel
Siluet kilang minyak di Oakley, Kansas, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak anjlok lebih dari lima persen atau lebih dari dua dolar AS per barel pada akhir perdagangan Rabu (24/6). Penurunan harga terjadi setelah penyimpanan minyak mentah AS mencapai rekor lain. Selain itu, anjloknya harga juga didorong peningkatan kasus-kasus corona di negara-negara seperti Jerman dan daerah padat penduduk di Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus merosot 2,36 dolar AS atau 5,8 persen menjadi menetap pada 38,01 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus merosot 2,32 dolar AS atau 5,4 persen menjadi ditutup pada 40,31 dolar AS per barel.

Amerika Serikat mengalami peningkatan infeksi terbesar kedua sejak pandemi dimulai. Infeksi yang meningkat di sana dan juga di China, Amerika Latin, dan India telah membuat para investor ngeri dan menekan harga minyak.

"Pasar memberi sinyal bahwa jika tidak mendapatkan kepastian yang terus-menerus bahwa kita bangkit dari gangguan permintaan yang terjadi karena pandemi, harga minyak yang lebih tinggi benar-benar tidak masuk akal," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.