REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru menegaskan bahwa Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan bukan komunis. Tudahan PDIP bagian dari komunis adalah tak masuk akal.
"Sangat tidak masuk akal bila PDI Perjuangan disebut komunis yang ciri utamanya adalah atheis. Sebab, seluruh kader PDI Perjuangan itu beragama," kata Falah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, menanggapi fitnah yang menyebutkan PDI Perjuangan sebagai komunis.
Fitnah itu pula yang melatarbelakangi pembakaran bendera PDI Perjuangan dalam demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) pada Rabu (24/6). Pria yang biasa disapa Gus Falah ini mengatakan bahwa aktivitas keagamaan di PDI Perjuangan pun sangat semarak. Bahkan, setiap Hari Besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, PDI Perjuangan selalu menggelar ibadah shalat Id.
"Dan jangan lupa juga, PDI Perjuangan memiliki organisasi sayap bernama Baitul Muslimin Indonesia atau Bamusi, organisasi sayap partai di bidang keislaman yang dibentuk oleh DPP PDI Perjuangan pada tahun 2007. Bamusi ini beranggotakan kaum Muslimin dari berbagai ormas Islam," kata Gus Falah.
Menurut dia, hampir di seluruh kantor PDI Perjuangan mulai dari DPP, DPD hingga DPC di seluruh daerah memiliki masjid atau mushalla. Di DPP, contohnya, ada Masjid At Taufieq. Selain pada hari besar Islam, Masjid At Taufieq juga selalu menyelenggarakan ibadah shalat Jumat. Bahkan, rekan-rekan dari kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang kantornya bersebelahan dengan DPP PDI Perjuangan juga sering shalat Jumat di Masjid At Taufieq.
"Jadi, seluruh fakta yang ada menunjukkan PDI Perjuangan sama sekali bukan komunis. Pihak yang selalu menuduh PDI Perjuangan sebagai komunis itu, mungkin 'salah minum obat'," ujar Gus Falah
Terkait pembakaran bendera PDI Perjuangan, Gus Falah menegaskan seluruh kader partai tegak lurus dengan komando Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam Perintah Hariannya, Megawati sudah menegaskan menempuh jalur hukum. "Sebagaimana Perintah Harian Ibu Ketua Umum, kami serahkan ke jalur hukum soal pembakaran bendera itu. Kami bukan takut. Kami bisa saja bertindak keras, tapi Ibu Megawati dan PDI Perjuangan lebih cinta damai dan menghormati hukum," ujar Gus Falah