Senin 29 Jun 2020 15:20 WIB

Alasan Ilmu Kesehatan Spesial dalam Islam

Islam agama yang menjaga akal hingga kesehatan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Alasan Ilmu Kesehatan Spesial dalam Islam. Foto: Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Alasan Ilmu Kesehatan Spesial dalam Islam. Foto: Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam bukanlah agama yang hanya mengatur tentang kesalehan individual orang semata. Lebih dari itu, Islam merupakan agama yang menjaga akal, harta, keturunan, relasi, akhlak, hingga kesehatan. Terdapat alasan mengapa ilmu kesehatan begitu spesial dalam Islam.

Kesehatan dipandang dalam Islam secara holistik dengan konsekuensi bahwa kedokteran Islam juga bersifat holistik. Dalam buku Tauhid dan Sains karya Osman Bakar dijelaskan, ilmu kesehatan memang spesial. Hal itu terbukti bahwa Allah menjadikan salah satu nama Alquran dengan As-Syifa (sesuatu yang menyehatkan/menyembuhkan).

Baca Juga

Sudah selayaknya bagi umat Islam untuk memahami kesehatan ini merujuk pada kesehatan spiritual, intelektual, psikologis, dan fisik. Semua dimensi yang berbeda-beda dari kesehatan manusia ini dapat terintegrasi dan tersatukan dalam pandangan dunia religius Islam.

Osman Bakar juga menjabarkan bahwa nilai religius tinggi yang dilekatkan pada ilmu kedokteran dan kesehatan juga tercermin jelas dalam klasifikasi ilmu menurut Islam. Yang mana hal itu didasarkan pada pertimbangan ethico legal.

Menurut ethico legal syairah Islam, ilmu kedokteran dan kesehatan termasuk kategori ilmu fardhu kifayah. Sehingga tidak diwajibkan pada setiap Muslim untuk mempelajari ilmu dalam kategori ini. Namun demikian, wajib hukumnya bagi umat Islam sebagai entitas kolektif untuk mempelajarinya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement