REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Negeri Sakura tidak perlu kembali menerapkan status darurat nasional untuk menanggulangi pandemi. Hal ini disampaikan saat jumlah kasus infeksi virus corona di Jepang berada di titik tertingginya selama dua bulan.
Pada Jumat (3/7) Suga mengatakan sebagian besar kasus baru terjadi orang-orang berusia 20-an dan 30-an. Sementara jumlah kasus serius menurun.
Pekan lalu jumlah kasus baru harian di ibu kota lebih dari 50 kasus. Surat kabar Nikkei melaporkan Jumat ini Tokyo melaporkan lebih dari 120 kasus infeksi. Naik 107 kasus dibandingkan hari sebelumnya.
Nikkei melaporkan penyebaran banyak terjadi di antara pegawai klub malam. Pandemi membayang-bayangi kampanye pemilihan gubernur Tokyo yang mana tampaknya pejawat Yuriko Koike akan menang dengan mudah.
Jepang mencabut status darurat nasional pada 25 Mei lalu. Status itu membuat gubernur 47 prefektur wewenang yang lebih besar mendesak masyarakat tetap tinggal di rumah dan toko ditutup. Tapi tidak ada denda atau hukuman bagi yang melanggarnya.
Sementara Thailand hanya melaporkan satu kasus baru infeksi virus corona. Kasus itu berasal dari luar negeri yakni seorang warga Thailand yang baru pulang dari Timur Tengah.
Maka Thailand mencetak rekor tak ada penularan dalam negeri selama 39 hari berturut-turut. Sejauh ini Negeri Seribu Pagoda melaporkan 3.180 kasus infeksi. Sebanyak 58 pasien meninggal dunia sementara 3.066 dinyatakan pulih.